Selasa, 02 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / 50 Persen BTS Aceh Masih Tak Berfungsi Akibat Listrik Padam Dampak Banjir

50 Persen BTS Aceh Masih Tak Berfungsi Akibat Listrik Padam Dampak Banjir

Selasa, 02 Desember 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Banda Aceh, Luthfi, saat menjelaskan kepada awak media tentang kondisi jaringan seluler di Aceh pasca bencana di Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Banda Aceh.[ Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kondisi jaringan telekomunikasi di sejumlah wilayah terdampak banjir Aceh masih tak berfungsi.

Hingga Selasa (2/12/2025), sekitar 50 persen Base Transceiver Station (BTS) dilaporkan tidak berfungsi akibat padamnya listrik dan keterbatasan akses ke beberapa daerah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Banda Aceh, Luthfi, kepada awak media yang dihadiri media dialeksis.com di Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Banda Aceh.

Menurut Luthfi, kondisi jaringan saat ini bersifat fluktuatif dan sangat bergantung pada situasi lapangan, termasuk ketersediaan listrik dan akses menuju wilayah yang terisolasi.

“Data BTS itu sifatnya sangat dinamis, naik turun. Setiap jam berubah tergantung kondisi risiko di wilayah terdampak. Update lengkap dari Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) biasanya kami terima setiap pukul 00.00 WIB,” jelasnya.

Luthfi mengatakan bahwa padamnya listrik merupakan faktor terbesar yang menyebabkan BTS tidak dapat beroperasi. Alarm pada sistem monitoring menunjukkan banyaknya site yang tidak terhubung karena catuan listrik terputus.

“Alarm menunjukkan BTS tidak terhubung. Itu indikator kuat bahwa site tersebut padam listrik. Untuk dampak langsung dari banjir, kami belum dapat laporan lengkap dari officer di lapangan karena akses ke beberapa lokasi masih terputus,” ujarnya.

Proses pemantauan pun terhambat karena tim teknis kesulitan menembus sejumlah daerah banjir akibat jalur darat yang rusak atau terputus total.

Komunikasi Digital (Komdigi) bersama tim officer telah berupaya menyalakan sejumlah genset pada BTS yang memiliki fasilitas tersebut. Namun, suplai bahan bakar menjadi kendala utama.

“Genset bisa dihidupkan, tapi stok BBM memang belum stabil. Ada beberapa isu mengenai distribusi BBM seperti yang disampaikan oleh BNPB sebelumnya,” kata Luthfi.

Ia juga menyampaikan bahwa koordinasi sudah dilakukan dengan BNPB, Pemerintah Aceh, dan Pertamina untuk memastikan kebutuhan BBM bagi genset BTS mendapat prioritas.

Sebagai langkah darurat, Komdigi juga mengirimkan 20 perangkat Starlink untuk memperkuat konektivitas di daerah yang terisolasi jaringan.

“Komdigi sudah menyalurkan 20 unit Starlink. Enam di antaranya masih dalam perjalanan menuju Aceh Tamiang melalui jalur laut karena akses darat belum tembus. Sementara 14 unit lainnya sedang kami aktifkan hari ini,” ungkapnya.

Semua perangkat tersebut akan dikelola oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominfo) kabupaten/kota.

“Semua perangkat kami serahkan ke Pemda Aceh dan nantinya ditempatkan di Diskominfo kabupaten/kota sesuai kebutuhan,” tambahnya.

Ketika ditanya mengenai estimasi waktu pemulihan jaringan secara keseluruhan, Luthfi mengatakan belum bisa memberikan kepastian.

“Pemulihan penuh belum bisa diprediksi. Kami menunggu informasi resmi dari pihak yang menangani listrik. Sementara teman-teman operator juga terus bekerja untuk merapikan jaringan FO atau fiber optik dan infrastruktur lainnya,” jelasnya.

Luthfi menegaskan bahwa pemulihan jaringan membutuhkan kolaborasi banyak pihak, termasuk operator seluler, PLN, dan pemerintah daerah.

Luthfi memastikan bahwa koordinasi lintas lembaga berjalan intensif untuk mempercepat stabilisasi jaringan telekomunikasi di Aceh.

“Setiap perubahan kondisi langsung kami laporkan ke BNPB. Kami bekerja di bawah kondisi penuh keterbatasan, tetapi kami terus berupaya memastikan masyarakat tetap bisa terhubung,” tutupnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI