kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / ASN di Aceh Larang Salat Idul Fitri di Masjid, Ini Penjelasan Plt Gubernur Aceh

ASN di Aceh Larang Salat Idul Fitri di Masjid, Ini Penjelasan Plt Gubernur Aceh

Selasa, 19 Mei 2020 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : M. Hendra Vramenia

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansya bersama Pangdam Iskandar Muda (IM), Mayjen TNI Hassanudin saat berada di Aceh Tamiang untuk meninjau lokasi banjir. (Foto : M. Hendra Vramenia/Dialeksis.com)


DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Seluruh Aparatur Aipil Negara (ASN) di Aceh dilarang melaksanakan salat Idul Fitri 1441 H di masjid ataupun lapangan. Sementara untuk masyarakat larangan ini hanya bersifat imbauan.

Instruksi larangan ini disampaikan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat meninjau banjir di Kampung Teluk Halban Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, Selasa (19/5/2020).

Nova Iriansyah memastikan kebijakan ini merupakan kesepakatan dengan Menkopolhukam atas arahan Presiden Joko Widodo terkait menjaga jarak di tengah ancaman wabah Covid-19. 

“Salat Idul Fitri tidak ada keharusan ke masjid atau lapangan. Ustaz kita, guru-guru agama kita, termasuk MPU sudah mengajarkan kita kalau ada wabah penyakit sebaiknya dihihndari,” katanya.

Plt Gubernur Aceh Nova menegaskan, larangan ini bersifat wajib bagi seluruh pegawai pemerintahan dan tenaga kontrak yang berjumlah 22 ribu orang. Sementara untuk masyarakat, larangan ini bersifat imbauan, Plt Gubernur menyarankan salat Idul Fitri di rumah saja.

“Sebagai atasan ASN, saya berhak memerintahkan atau melarang ASN. Masyarakat saya hanya mengimbau. Kalau memang tidak bisa membendung lagi rindu Salat Id, harus memerhatikan protokol kesehatan. Pakai masker ya,” ujar Nova.

Nova mengingatkan pemakaian masker merupakan salah satu cara termudah mencegah penyebaran Covid-19. Di hadapan warga, dia mengingatkan kalau ancaman virus ini cukup bahaya dan membutuhkan perhatian ekstra besar untuk bisa disembuhkan. 

“Lebih baik mencegah. Kalau sudah kena mengobatinya minta ampun, mahalnya minta ampun, (butuh waktu) lama dan belum tentu sembuh,” ujarnya.

Syukurnya kata dia, wabah ini belum terlalu ganas menyebar di Aceh. Dari data terakhir, jumlah pasien tetular hanya 18 orang dengan rincian dua pasien dirawat dalam kondisi terus membaik, 15 dinyatakan sudah sembuh dan satu pasien meninggal.

“Ini angka terbaik di Indonesia, makanya Aceh belum perlu berlakukan PSBB. Meski begitu kita harus tetap waspada, protokol kesehatan harus tetap dijalankan,” ujarnya. (MHV)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda