Sabtu, 15 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / USK Kirim Puluhan Mahasiswa Ikuti Mobility Program ke USM, UniSZA Malaysia dan TSU Thailand

USK Kirim Puluhan Mahasiswa Ikuti Mobility Program ke USM, UniSZA Malaysia dan TSU Thailand

Jum`at, 14 November 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

USK Kirim Puluhan Mahasiswa Ikuti Mobility Program ke USM & UniSZA Malaysia, serta TSU , Thailand dalam program KAMI Berdampak. Foto: Nora/Dialeksis 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) melepas puluhan mahasiswa untuk mengikuti student mobility program ke University Sains Malaysia (USM) dan University Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia serta Thaksin University (TSU), Thailand.

Program berlangsung pada 15-30 November 2025. Pelepasan dilakukan Wakil Rektor I USK, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., IPU, di Balai Senat USK, Kamis, 14 November 2025.

Acara tersebut turut dihadiri Direktur Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran Prof. Nasaruddin, Koordinator Pembelajaran dan Kampus Berdampak Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran Prof. Dr. Ir. Muhammad Syukri, Ketua International Business Economics Program (IBEP) FEB USK USK, Talbani Farlian, SE., MA., AWP., CFA serta dosen koordinator dan dosen pendamping mobilty program lainnya berasal dari FEB, FH, FKEP.

Para peserta berasal dari empat prodi di FEB, FH (prodi hukum internasional), serta dari FKEP-ilmu keperawatan . Seluruhnya merupakan mahasiswa kelas internasional.

Selama di Malaysia, mahasiswa akan mengikuti berbagai kegiatan akademik dan non-akademik, seperti international sit-in class, international community services, international company visit, international student talks, international joint seminar, hingga international guest lecture.

Dalam arahannya, Prof. Agussabti meminta mahasiswa memanfaatkan sepenuhnya kesempatan tersebut karena akan memperluas wawasan internasional dan menjadi nilai tambah ketika lulus.

“Ketika mereka lulus, mereka bisa mengajukan studi lanjut ke luar negeri. Kita berharap semakin banyak alumni yang memiliki wawasan internasional, bahkan mungkin bekerja di luar negeri,” ujarnya saat diwawancarai Dialeksis, Jumat. 

Ia menyebutkan, selain student exchange, USK juga tengah menyiapkan program summer course dan program internasional lainnya menuju World Class Univeristy. Program pertukaran mahasiswa ini didukung pendanaan Kemendiktisaintek yang diprioritaskan untuk PTN-BH, termasuk USK.

“Target dana kementerian ini untuk meningkatkan reputasi global USK. QS Ranking kita sudah naik dari 800 ke 600, dan insya Allah ke depan kita targetkan masuk 400 besar dunia,” katanya. Ia juga menyebut USK baru saja masuk Times Higher Education (THE) Impact Ranking pada kategori 1000+ dunia.

Agussabti meminta mahasiswa menjaga nama baik kampus, karena reputasi mereka akan menentukan peluang kerja sama USK di masa mendatang. 

Ia juga menyebut ke depan USK menargetkan pengembangan program pertukaran mahasiswa hingga ke Jepang, Filipina, dan Qatar.


Inovasi Program KAMI Berdampak USK 

Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Pembelajaran, Prof. Nasaruddin, menjelaskan bahwa sejak Kemendiktisaintek mengubah arah Kampus Merdeka menjadi pendekatan 'Kampus Berdampak', USK memperkuat kegiatan akademik mahasiswa di level internasional (KAMI Berdampak). 

"USK ditargetkan mengirim sekitar 2,5 persen mahasiswa aktif ke luar negeri, atau sekitar 750 orang. Saat ini baru sekitar 100 mahasiswa yang mengikuti program internasional," ujarnya.

Ia menilai mahasiswa yang mengikuti program internasional memiliki perbedaan wawasan yang signifikan. 

“Kepercayaan diri mereka meningkat, wawasan nasional dan internasional juga jauh lebih luas, serta kemampuan komunikasi lebih baik,” tambahnya.

USK juga menyiapkan penyelenggaraan summer course pada Januari-Juni 2026 sebagai bagian dari strategi peningkatan perankingan di level global.

Selain itu, Koordinator kelas internasional Accounting Program (IAP)-IBEP FEB USK, Dr. Fifi Yusmita, dan International Management Program (IMP) Cut Aprilia, SE. M.interBus memastikan seluruh mahasiswa mengikuti program sesuai panduan. Setidaknya 10 SKS akan dikonversikan sepulang mereka dari Malaysia 

“Kami juga sudah mengajarkan etika dan budaya yang harus mereka bawa. Harapannya mereka mendapatkan pengalaman yang tidak mereka dapatkan bila hanya belajar di kampus sendiri,” ujarnya.

Karena program ini berlangsung di akhir tahun, mahasiswa hanya berada di Malaysia dan Thailand selama dua - tiga minggu sebelum melanjutkan kelas secara daring.

Mereka berpesan agar mahasiswa mempelajari kultur lokal namun tetap menjaga identitas budaya Aceh, serta mematuhi seluruh aturan yang berlaku di negara tujuan.

Dia berharap program ini memberi pengalaman akademik internasional yang berharga. “Ketika pulang, bawalah dampak positif yang bisa dibagikan kepada kawan-kawan lain,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI