kip lhok
Beranda / Berita / Dokter Spesialis Jantung di Atam Masih Kosong, Pasien Bingung

Dokter Spesialis Jantung di Atam Masih Kosong, Pasien Bingung

Jum`at, 24 Mei 2019 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Hendra
RSUD Aceh Tamiang. (Foto: Hendra Vramenia)

DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Hingga saat ini rumah sakit umum daerah Kabupaten Aceh Tamiang (Atam) belum bisa mendatangkan kembali dokter spesialis jantung sebagai pengganti dr. Yuri Savitri dan dr. Ginanjar yang diberhentikan pada 1 Maret 2019 lalu. 

Kekosongan dokter spesialis jantung di rumah sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini, mengakibatkan pasien tidak lagi mendapat pelayanan seperti biasanya. Salah satunya, dialami pasien jantung rawat jalan di rumah sakit ini.

Ia menyebut, saat ini ketika dia ingin berobat, dirinya diarahkan untuk berobat ke bagian penyakit dalam. Ini terjadi sejak rumah sakit tipe C ini memberhentikan dua dokter spesialis jantung.

"Biasanya ada, tapi sekarang saat kami ingin berobat disarankan ke bagian penyakit dalam. Jadi membuat saya bingung," sebutnya.

Menurut dia, kondisi ini tidak hanya dialaminya dirinya saja. Sebab, pasien lain juga menyampaikan keluhan yang sama. "Jadi kami bertanya, kok bisa rumah sakit rujukan di daerah ini tidak memiliki dokter spesialis jantung, padahal sebelumnya ada," terangnya.

Pj Direktur RSUD Aceh Tamiang dr T Dedy Syah yang dikonfirmasi Dialeksis.com, di ruangannya, membenar­kan masih terjadi kekosongan dokter spe­sialis jantung.

Namun dia menilai, pe­nanganan pasien jantung oleh dokter spesialis penyakit dalam dianggap sudah tepat. Karena, secara keilmuan, spesialis jantung merupakan sub dari spesialis penyakit dalam.

Alasan lain, sebutnya, keberadaan dokter spesialis jantung tidak begitu mendesak dan tidak menjadi keharusan, karena RSUD Atam masih tipe C. Berbeda dengan ru­mah sakit tipe A dan tipe B yang harus memiliki dok­ter spesialis jantung.

"Saat ini pasien jantung ditangani oleh dokter spesia­lis penyakit dalam, karena jantung itu juga penyakit dalam," terangnya.

Meskipun begitu, pihaknya mengaku su­dah berupaya mendatangkan dokter spesialis jantung di rumah sakit daerah yang telah menerapkan sistem BLUD tersebut. Namun, Dedy tidak menjelas­kan apa kendala perekrutan dokter baru.

Sementara dalam acara forum resmi "Refleksi 1 Tahun Pemerintahan Bermu­tu" bersama Bupati Aceh Tamiang H.Mursil dan Wa­kil Bupati HT Insyafuddin serta diha­diri Kepala SKPK di bulan Maret lalu, kekosongan dokter spesialis jantung di RSUD Atam sempat menjadi pemba­has­an serius ketika itu dan akan dicari solusinya.

Sebelumnya, Manajemen RSUD Atam mengambil kebijakan, telah me­mutus kontrak dua dokter spesialis jan­tung, Yuri Savitri dan Ginanjar. Pemu­tusan kontrak ini didasari polemik pan­jang di internal mereka (dokter spesialis) yang berujung pada ketidakdisiplinan dalam bertugas.

Padahal semasa bertugas, dr Yuri Savitri pernah menyatakan, keberadaan dokter spesialis jantung sangat dibutuh­kan, mengingat banyaknya pasien jan­tung yang harus ditangani.

Setiap pekan ada 150 pasien penyakit jantung berobat di rumah sakit tipe C tersebut. Semen­tara dokter spesialis jantung hanya ting­gal dua orang. "Dalam satu hari seki­tar 50 pasien jantung yang harus ditolong," ujar Yuri, sehari setelah diberhentikan. (MHV)

Keyword:


Editor :
Makmur Dimila

riset-JSI
Komentar Anda