kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Terkait Konflik Natuna, Luhut : Tidak Ada yang Benar-Benar Menang dalam Perang

Terkait Konflik Natuna, Luhut : Tidak Ada yang Benar-Benar Menang dalam Perang

Rabu, 15 Januari 2020 23:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Tempo/


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak ada yang benar-benar menang jika perang memang dilakukan di perairan Natuna. Hal ini ia utarakan terkiat situasi yang memanas yang mengusung kemungkinan pecah perang antara RI dengan Tiongkok.

Luhut mengatakan, pemberitaan yang bermula dari informasi di media sosial tersebut, kemudian menyulut kemarahan masyarakat karena ketidaklengkapan informasi atau ketidakpahaman mengenai beda antara ZEE dan laut teritori nasional. Sehingga, yang muncul adalah kemarahan atau rasa ketersinggungan yang besar.

"Pada satu sisi saya maklum ini mencerminkan kuatnya nasionalisme masyarakat, tetapi tentu tidak semua perselisihan atau pelanggaran peraturan internasional harus berakhir dengan pecahnya perang. Perang atau "cara lain" itu tidak pernah menguntungkan siapapun, karena sesungguhnya tidak ada yang benar-benar memenangkan sebuah peperangan," tulis Luhut dalam akun Facebook resminya, Rabu (15/1/2019).

Lebih menyedihkan lagi, kata Luhut, ketika dirinya dan Menhan Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan yang bernada menyejukkan, malah di-bully sebagai "penakut".


"Saya sedih karena serangan tersebut masuk wilayah pribadi, dan melenceng dari pokok permasalahan. Apakah mereka tahu bahwa saya sebagai seorang prajurit pernah berperang dan pernah hampir mati karena perang?" kata Luhut.


Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pulau Natuna, sambungnya, jelas mengirim pesan yang kuat. Pernyataan Jokowi juga menjelaskan dengan nada sejuk apa yang sesungguhnya terjadi di laut di utara Natuna bukanlah pelanggaran wilayah teritori Indonesia.


"Penjelasan Presiden tersebut efektif menurunkan tensi di dalam negeri tetapi sekaligus memberi isyarat halus kepada negara-negara lain. Menurut saya, ini bagian dari diplomasi yang canggih yang tidak menimbulkan ketersinggungan tapi memunculkan pengertian. Tanpa mengorbankan derajat dan harga diri bangsa," ujarnya.

Intinya adalah, Luhut menegaskan pemerintah tidak pernah mengorbankan kedaulatan bangsa demi investasi asing, pemerintah selalu melihat hubungan antar-negara dalam konteks yang pas dan yang penting.

"Optimisme bahwa perang adalah jalan terakhir juga berlaku ketika ada yang menanyakan kepada saya apakah pertikaian antara Amerika Serikat dan Iran akan menyulutkan pecahnya Perang Dunia 3. Saya optimis tidak akan terjadi perang karena kedua pihak sadar pentingnya mengedepankan diplomasi tanpa berlanjut menjadi perang," kata Luhut. (Im/okezone)



Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda