Dyah Erti: Ibu adalah Pagar dari Pengaruh Buruk Globalisasi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kuatnya arus globalisasi memicu pesatnya perkembangan digitalisasi di semua lini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kaum perempuan. Sebagai guru pertama bagi anak, peran kaum perempuan sebagai ibu sangatlah penting dalam upaya memagari anak dari pengaruh buruk globalisasi dan digitalisasi.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, dalam sambutannya pada peringatan Hari Ibu ke-90 dan mengenang 14 tahun Tsunami Aceh 2018, yang di pusatkan di Gedung BKOW Aceh, Selasa (25/12) pagi.
"Globalisasi memicu perkembangan teknologi digital yang semakin canggih. Tak hanya berimbas positif perkembangan teknologi juga memiliki sisi negatif. Di sinilah peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mengedukasi anak-anak. Sebagai guru pertama dalam keluarga, peran ibu tentu sangat penting untuk menghindarkan pengaruh negatif globalisasi dalam keluarga, terutama anak-anak kita selaku generasi penerus bangsa," ujar Dyah Erti.
Sementara itu, menyongsong perhelatan Pemilihan Presiden dan Pemilu Legislatif di tahun 2019, Dyah Erti selaku Penasehat BKOW Aceh menyatakan siap mendukung pemerintah untuk mensukseskan Pilpres dan Pileg yang damai.
"BKOW siap mendukung pemerintah dalam upaya mensukseskan Pilpres dan Pileg yang damai. Saya juga mengimbau seluruh anggota BKOW untuk tidak terpancing dengan suasana kampanye yang cenderung panas. Hadirlah sebagai perempuan yang cantik dan menyejukkan dengan selalu bertutur dan bersikap baik, jangan terpengaruh dengan panasnya prosesi dan tahapan Pemilu," imbau Dyah Erti.
Dalam sambutannya, Dyah Erti juga mendukung dan mengapresiasi sejumlah anggota BKOW Aceh yang ikut dalam kontestasi Pileg, baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun DPR RI.
"Suasana sejuk dan saling dukung yang terjadi dalam ruangan ini harus mampu kita tularkan secara lebih luas hingga ke luar sana," imbau wanita yang menyelesaikan program Doktoralnya di Melbourne University Australia itu.
"Selamat Hari Ibu kepada seluruh ibu-ibu hebat yang hadir hari ini. Usia boleh 90 tahun tetapi semangat BKOW harus tetap 19 tahun," pungkas Dyah Erti Idawati.
Untuk diketahui bersama, peringatan Hari Ibu merupakan kesepakatan yang diambil bersama pada Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung. Semangat yang diperjuangkan adalah agar kaum perempuan bersama dengan kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.
Momentum tersebut juga dijadikan sebagai semangat untuk berjuang bersama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Kongres Wanita Indonesia atau Kowani di tahun 1946.
Peringatan Hari Ibu ke 90 tahun 2018 ini juga diisi dengan sejumlah acara lomba, yaitu Lomba Mengukir Buah, Menata dan Merias Kue serta Lomba Merias Wajah.(h)