Museum Islam Samudera Pasai. [Foto: Freepik]

DIALEKSIS.COM | Lhoksukon - Museum Islam Samudera Pasai yang terletak di kawasan Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, selama 2024 telah dikunjungi oleh 11.108 wisawatan lokal dan manca negara.

Rinciannya, 11.054 pengunjung lokal dan 54 pengunjung manca negara. Pengunjung yang datang rata-rata dalam rangka mempelajari dan meneliti tentang sejarah peradaban Islam pertama di Asia Tenggara.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Utara, Jamaluddin, melalui Kabid Kebudayaan, Yulizar, mengatakan, museum itu dibangun untuk melestarikan warisan sejarah kerajaan Samudera Pasai, dengan memamerkan hampir seribu koleksi bersifat geologika, historika, numismatika, heraldika, keramikologika, Bibliografi, filologika, seni rupa, teknologika dan etnografika.

Ia menyebutkan, selain memerkan koleksi benda sejarah kerajaan Islam, Museum Islam Samudra Pasai juga menjadi pusat pembelajaran siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam program Belajar Bersama di Museum (BBM).

"Museum ini menawarkan berbagai koleksi menarik, termasuk batu nisan Sultan Malik As Saleh dan artefak lainnya yang menggambarkan kehidupan masyarakat. Pada museum juga menawarkan paket tour yang dipandu oleh seorang pemandu dimulai dari koleksi museum dan selanjutnya dibawa ke taman para Sultan dan Sultanah Kerajaan Islam Samudra Pasai," kata Yulizar, dalam keterangannya, Senin (3/2/2025).

Untuk meningkatkan minat pengunjung, lanjut Yulizar, pengelola museum aktif memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya. Upaya ini bertujuan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian sejarah

"Museum Islam Samudera Pasai berkomitmen untuk terus memperbarui koleksinya. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para wisatawan lokal maupun manca negara terkait budaya Islam dan masa lalu Kerajaan Samudera Pasai," terangnya. [*]