14 Mahasiswa Ikut KKN Melayu Serumpun di Aceh Timur dan Aceh Tamiang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Pembukaan dan pelepasan KKN Melayu Serumpun Angkatan V di gedung auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Aceh, Sabtu, 20 Juli 2024. Dokumen untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat, sebanyak 14 mahasiswa dari berbagai kampus tergabung dalam Kelompok 14 turut hadir dalam acara pembukaan dan pelepasan KKN Melayu Serumpun Angkatan V.
Acara yang bersejarah ini berlangsung di gedung auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Aceh, Sabtu, 20 Juli 2024.
Mengusung tema "Islam dan Budaya Melayu Serumpun di Aceh", KKN Melayu Serumpun Angkatan V ini menghadirkan berbagai tokoh penting, termasuk Dirjen Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Pj Walikota Langsa, serta rektor dari 22 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang tersebar di Sumatera Utara. Kehadiran Ketua Forum Rektor Se-Sumatera turut menambah kekhidmatan acara ini.
Rektor IAIN Langsa, Prof. Dr. Ismail Fahmi, M.A menegaskan bahwa para mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti KKN Melayu Serumpun Angkatan V ini merupakan mahasiswa-mahasiswa yang telah terseleksi dengan baik.
"Mereka yang mengikuti KKN ini adalah mahasiswa terpilih yang telah melalui proses seleksi ketat," ujarnya.
Prof. Ismail juga mengingatkan para mahasiswa bahwa kegiatan KKN ini bukan sekadar untuk memenuhi syarat lulus SKS, tetapi juga mengandung tanggung jawab dan tantangan yang harus dihadapi selama pelaksanaan KKN.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Keislaman, Prof. Dr. Zainul Hamdi, M.Ag menyoroti pentingnya pendidikan sebagai pilar utama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Ia mengilustrasikan hal ini dengan contoh Yogyakarta, yang meskipun memiliki ekonomi yang rendah, namun memiliki tingkat pendidikan dan pariwisata yang tinggi sehingga mampu menyokong perekonomiannya.
"Pendidikan bukan ranah dari pemerintahan daerah melainkan ranah dari pusat," tegasnya.
Prof. Zainul juga berpesan kepada para mahasiswa peserta KKN agar tidak bersikap sombong dan tidak datang untuk menggurui masyarakat desa.
"Harapannya adalah adanya timbal balik antara mahasiswa dan masyarakat, serta jangan sampai menimbulkan konflik," tambahnya.
Setelah rangkaian sambutan, acara ditutup dengan penyematan jaket KKN Melayu Serumpun Angkatan V kepada para mahasiswa delegasi dari masing-masing kampus.
Momen ini menjadi simbol semangat dan komitmen para mahasiswa dalam menjalankan tugas pengabdian. Selain itu, kegiatan juga ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara rektor se-Sumatera, yang semakin memperkuat kerjasama antar perguruan tinggi dalam menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi masyarakat.
KKN Melayu Serumpun Angkatan V ini tidak hanya menjadi ajang pelepasan para mahasiswa untuk berangkat ke lokasi KKN, tetapi juga sebagai momentum penting dalam mengukuhkan peran perguruan tinggi dalam membina hubungan yang harmonis antara Islam dan budaya Melayu.
Dengan semangat yang tinggi, diharapkan para mahasiswa dapat menjalankan tugas mereka dengan baik, membawa dampak positif bagi masyarakat, serta mengharumkan nama almamater dan daerah asal mereka.***