kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / 167 Ribu Orang Aceh Pengangguran Saat Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan Nova

167 Ribu Orang Aceh Pengangguran Saat Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan Nova

Minggu, 08 November 2020 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni
Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, Dr Hafas Furqani M.Ec. [IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Data BPS Aceh per Agustus 2020 sebanyak 167 ribu (6,59 persen) orang di Aceh pengangguran. Angka ini naik 19 ribu orang dari Agustus tahun sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, Dr Hafas Furqani M.Ec mengatakan, faktor pandemi Covid-19 ditambah lagi resesi ekonomi, pemerintah harus bergerak cepat menciptakan lapangan kerja baru yang sifatnya padat karya.

"Contoh lapangan kerja dari pemerintah itu dalam bentuk proyek-proyek pembangunan yang bisa melibatkan kontraktor, masyarakat dan banyak orang. Dari sini angka pengangguran dapat ditekan," kata Hafas saat dihubungi Dialeksis.com, Minggu (8/11/2020).

"Kemudian subsidi kepada perusahaan-perusahaan agar bisa beroperasi kembali, sangat dibutuhkan. Sehingga karyawan yang dirumahkan, dapat bekerja kembali," tambahnya.

Selanjutnya, Akademisi FEBI UIN Ar-Raniry itu berujar, di masa pandemi dan resesi seperti sekarang ini, peran dan kontribusi lembaga filantropi seperti Baitul Mal sangat diharapkan.

"Lembaga ini tetap punya dana. Zakat relatif tidak berkurang, selalu ada dan tidak dipergunakan untuk hal lainnya (refocusing). Seharusnya dana dari Baitul Mal yang ada, dikeluarkan lebih banyak lagi dalam bentuk pengembangan ekonomi masyarakat untuk menekan angka pengangguran ini," jelas Hafas.

"Pak Nova Iriansyah yang baru dilantik, harus bisa bergerak cepat mengidentifikasi sektor yang terdampak Covid-19 dan resesi, sehingga bantuannya bisa diarahkan segera ke sana," tambahnya

Sektor-sektor dimaksud, lanjut Hafas, seperti UMKM, kemudian usaha-usaha yang melibatkan tempat kerja ramai orang, tapi terdampak. Pemerintah harus fokus di sektor ini.

Ia mencontohkan, di bidang pertanian dan nelayan. Profesi ini sebenarnya masih bisa berusaha karena lahannya ada dan tidak terdampak Covid-19. Dukungan pemerintah bisa dari segi subsidi minyak, pupuk serta membantu inovasi pemasaran.

"Pemerintah walaupun ikut terdampak Covid-19 tapi masih punya anggaran-anggaran, khususnya pemerintah pusat melalui refocusing. Jadi, pemerintah yang mestinya menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru. Kalau berharap sama swasta, mereka juga sangat terpuruk di kondisi ini," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda