170 Kilogram Ganja Dimusnahkan di Kantor Gubernur Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh : Sebanyak 170 kilogram ganja kering siap edar dimusnahkan di halaman Kantor Gubernur Aceh, di Banda Aceh, Kamis (26/7/2018) pagi. Pemusnahan barang bukti narkoba ini dilakukan dalam rangka memperingati hari anti narkotika internasional (HANI).
Pemusnahan narkoba dipimpin oleh Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan turut dihadiri oleh Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol. Faisal Abdul Naser dan jajaran Forkopimda Aceh.
Sebanyak 170 kilogram ganja itu dimusnahkan dengan cara dibakar di dalam drum yang telah disediakan. Ganja tersebut merupakan hasil pengungkapan BNNP Aceh di lima lokasi berbeda sepanjang tahun 2018.
Pada kesempatan itu, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah kepada wartawan mengatakan, narkoba saat ini masuk ke Indonesia sudah semakin masif dengan jumlah yang besar. Oleh sebab itu, perlu penanganan secara masif pula untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba di wilayah Aceh.
"Upaya pemberantasan narkoba sebenarnya sudah sangat masif, sudah maksimal. Tapi narkoba yang masuk ke Indonesia itu juga masif luar biasa banyaknya. Tapi upaya pemberantasan yang begini masif belum cukup untuk mengantisipasi narkoba yang masuk ke Indonesia. Karena Indonesia pasar yang empuk bagi pelaku-pelaku pengedar narkoba Internasional," kata Nova.
Nova meminta, semua pihak untuk ikut terlibat memberantas penyalahgunaan narkoba sehingga generasi muda di Aceh terselamatkan oleh pengaruh bahaya narkoba.
"Oleh sebab itu, tidak ada jalan lain selain pemberantasan narkoba ini harus menjadi pekerjaan kita semua, seluruh elemen dan lapisan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNNP) Aceh Brigjen Pol Faisal Abdul Naser menyatakan, pengguna narkoba di Aceh saat ini sudah menyasar ke dunia sekolah dan dunia kampus.
"Berdasarkan survei oleh BNN tahun 2017 di Provinsi Aceh, diketahui bahwa angka prevalensi penyalahgunaan narkoba Provinsi Aceh pada kelompok pelajar dan mahasiswa sebesar 0,5%," kata Faisal
"Atau 1 dari 100 pelajar dan mahasiswa menyalahgunakan narkoba bila dilihat dari survei tersebut terlihat bahwa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba sudah menjalar ke kampus, sekolah-sekolah dari tingkat SD dan SMA," tambahnya.
Menanggapi perkembangan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Aceh, ungkap Faisal, tidak menutup kemungkinan akan mengancam keberlangsungan hidup generasi Aceh, oleh karena itu perlu perhatian dan tindakan yang sungguh-sungguh dari semua pihak, baik pemerintah maupun seluruh elemen masyarakat.
"Masalah narkoba di Aceh demikian mengkhawatirkan, letak giografis dan kesuburan tanah Aceh juga bisa saja disalah fungsikan untuk penyuludupan dan penyebarluasan narkoba. Oleh sebab itu BNNP Aceh saat ini sedang merancang program quick wins melalui pemanfaatan kearifan lokal (agama, budaya dan sejarah) dalam rangka mempercepat Aceh bebas narkoba," tutup Faisal. (KBNR/RRI)