3 Mahasiswa UIN Ar-Raniry Ikuti KKN Moderasi Beragama
Font: Ukuran: - +
UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengirimkan tiga mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama IV Se-Indonesia di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. [Foto: Humas UINAR]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh mengirimkan tiga mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama IV Se-Indonesia di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 15 Juli hingga 22 Agustus 2024.
Ketua LP2M UIN Ar-Raniry, Jasafat, menjelaskan bahwa KKN Moderasi Beragama merupakan kegiatan kolaboratif antara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia di bidang pengabdian masyarakat. Program ini melibatkan delegasi mahasiswa dari berbagai PTKIN di seluruh Indonesia.
Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Mujiburrahman, menyatakan bahwa KKN Moderasi Beragama adalah salah satu prioritas utama dan menjadi agenda rutin UIN Ar-Raniry. Tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai nilai-nilai moderasi beragama.
Melalui KKN Moderasi Beragama, pesan moderasi beragama diharapkan dapat tersebar luas di berbagai tempat.
“Kegiatan KKN Moderasi Beragama ini telah menjadi agenda rutin tahunan UIN Ar-Raniry sebagai bentuk pengabdian bagi mahasiswa dalam kolaborasi se-Indonesia,” ujar Prof Mujiburrahman.
Sementara itu, Sekretaris LP2M, Amrullah Bustamam, mengatakan bahwa tiga mahasiswa yang didelegasikan untuk mengikuti KKN Moderasi Beragama di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, telah diseleksi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Mereka yang terpilih adalah Iva Annisa Salsabila, Prodi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, Aqil Taqiyuddin, Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan, Abdul Hakim, Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
“Harapannya, dari KKN ini, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman serta pengajaran terbaik dalam mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama pada masyarakat,” pungkas Amrullah. [*]