Beranda / Berita / Aceh / 40 Asosiasi Pariwisata dan Biro Perjalanan Ikuti Sosialisasi Pariwisata Halal

40 Asosiasi Pariwisata dan Biro Perjalanan Ikuti Sosialisasi Pariwisata Halal

Jum`at, 13 Desember 2024 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Sebanyak 40 unsur asosiasi pariwisata dan para pemilk biro perjalanan wisata mengikuti sosialisasi travel agent dalam mendukung pariwisata halal, Kamis (12/12/2024) di Rasamala Hotel Kota Banda Aceh. [Foto: dok. Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 40 unsur asosiasi pariwisata dan para pemilk biro perjalanan wisata mengikuti sosialisasi travel agent dalam mendukung pariwisata halal, Kamis (12/12/2024) di Rasamala Hotel Kota Banda Aceh.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal Melalui Kabid PUPK, Ismail, menyebutkan, Sektor pariwisata berhubungan erat dengan kelembagaan parariwisata yang merupakan suatu integrasi antara pemerintah, dan pelaku pariwisata.

Sehingga sambungnya, asosiasi kepariwisataan merupakan mitra pemerintah untuk membantu menyukseskan program kerja dari berbagai instansi dan lembaga lainnya dalam upaya membangun pariwisata di Aceh.

Terlebih, kata Ismail, Aceh untuk yang ke dua kalinya menang sebagai destinasi wisata halal di tingkat nasional walaupun di peringkat kedua. Untuk mengisi wisata halal tersebut banyak indikatornya salah satunya adalah aksebilitas, dan jumlah kunjungan wisatawan

“Kita mencoba untuk melihat wisata halal itu adalah quality tourism bukan quantity tourism karena ketika kita menuju wisata halal otomatis banyaknya wisatawan yang akan datang berkunjung ke Aceh terutama wisatawan muslim yang ada di berbagai belahan dunia," ungkapnya.

Ismail berharap, melalui kegiatan ini bisa menjadi tonggak untuk kemajuan para travel agent untuk mengembangkan paket pariwisata halal di Aceh. Sebagaimana sesuai dengan selogan Aceh yaitu “pemulia jame adat geutanyo”, siapapun yang datang ke Aceh akan muliakan dengan tidak menghakimi mereka.

“Dan yang paling penting adalah jumlah restauran sertifikasi halal, dikarenakan makanan itu harus di proses dan olahan makanan yang sesuai dengan syariat dan terkadang kita lupa bahan baku pengolahan makanan dan itu menjadi keraguan terkait dengan kehalallannya, seusai dengan Qanun Nomor 8 tahun 2016” sebut Ismail.

Wakil Ketua Asita (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies, Safrizal, mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya khusunya Disbudpar Aceh yang telah mendukung dan memfasilitasi untuk terselenggaranya acara ini.

Safrizal menyebutkan, Sektor pariwisata memiliki peran yang sangat vital bagi perekonomian di suatu negara untuk menggerak budaya dan keindahan alam untuk Aceh dan Indonesia secara umum maupun di seluruh dunia, ditengah tantangan global.

“Selaku pelaku industri pariwisata harus beradaptasi berinovasi dan berkolaborasi serta bekerjasama untuk memastikan sektor ini untuk bisa menggali lebih dalam tengtang potensi pariwisata di Indonesia dan Aceh,” kata Safrizal.

Menurut Safrizal, Asita sebagai organisasi yang berperan penting dalam mendukung pengembangan pariwisata di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif baik melalui promosi, pelatihan, dan memfasilitasi sertifikasi para pelaku pariwisata maupun program lain yang bertujuan untuk meningkatkan sumberdaya manusia dalam industri pariwisata yang saat ini yang sedang dijalani. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI