5 Bulan Gaji Belum Dibayar, Begini Nasib Dosen UGP Takengon
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
Para dosen Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masalah belum dibayar gaji ini telah menjadi perhatian serius bagi para dosen dan staf Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon, Kabupaten Aceh Tengah.
Sebanyak 85 dosen dan staf mengeluhkan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dan keuangan mereka, bahkan ada beberapa di antara mereka yang mengalami kesulitan untuk kebutuhan hari-hari.
Situasi ini semakin diperburuk dengan menjelang bulan Ramadhan. Para dosen dan staf UGP Takengon telah bekerja keras dalam mengadaptasi diri dengan pembelajaran jarak jauh dan melakukan upaya terbaik untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi para mahasiswa.
Namun, keadaan krisis keuangan yang dialami oleh kampus UGP Takengon telah mengganggu produktivitas dan kesejahteraan para dosen dan staf.
Para dosen UGP Takengon telah melakukan upaya yang terbaik untuk menjaga kualitas pendidikan dan memenuhi tugas-tugas mereka, meskipun harus menghadapi situasi keuangan yang sulit.
Ketua Koordinator Forum Dosen UGP, Sahidin, mengatakan bahwa masalah belum dibayar gaji ini sudah disampaikan ke pihak rektorat sejak beberapa waktu lalu, namun belum ada solusi yang dihasilkan hingga saat ini.
Ia mengungkapkan bahwa para dosen dan staf di UGP Takengon sangat membutuhkan gaji mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keuangan mereka.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada upaya niat baik dari pihak rektorat untuk membayarkan gaji dosen, sementara rektor dan jajarannya sering keluar daerah. Bahkan pernah ke Bali dalam kondisi kas kampus kosong.
“Kondisi keuangan kampus lagi sulit, tapi rektor sering melakukan perjalanan ke Medan, Jakarta, bahkan Bali. Perjalanan ke luar kota itu tentu memakai dana kampus, tapi gaji kami belum dibayar,” kata Sahidin kepada DIALEKSIS.COM, Sabtu (18/3/2023).
Sebelumnya Sahidin mengaku, rektor Sudan menyepakati bahwa akan membayar tunggakan gaji para dosen itu, namun hingga saat ini sudah berjalan 5 bulan perjanjian itu tidak ditepati.
“Kesepakatan itu tidak dijalankan oleh rektor, bahkan sekarang kami diancam dipecat kalau terlalu kritis dan menuntut gaji, kalau gaji kami tidak bayar kami akan mogok mengajar,” kata Dosen Fisipol UGP itu.
“Kenapa saat ini kami mengajar? karena kami kasian sama mahasiswa kami, mereka sudah datang ke kampus, sebagai dosen punya tanggungjawab terhadap mahasiswa,” katanya.
Sahidin meminta agar pihak rektor dapat lebih terbuka dan transparan, sehingga para dosen dapat kepastian gaji akan dibayar.
Para dosen dan staf di UGP Takengon berharap agar pihak rektor dapat menyelesaikan masalah gaji secapatnya agar kampus dapat kembali stabil dan produktif sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan para dosen dan staf dapat kembali menerima gaji mereka secara teratur.