kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Aceh Alami Kenaikan Penduduk Miskin Per Maret 2018

Aceh Alami Kenaikan Penduduk Miskin Per Maret 2018

Selasa, 17 Juli 2018 09:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi: daily family

DIALEKSIS.COM|  Badan Pusat Statistik (BPS) telah melansir  jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2018 sebanyak 25,95 juta orang dengan tingkat kemiskinan sebesar 9,82%.. Jumlah tersebut menurun dari capaian Maret 2017 yang sebesar 10,64% dan lebih kecil dari September 2017 yang sebesar 10,12%. Jumlah tersebut di katakan BPS mengalami penurunan sebesar 633,2 ribu orang, dari yang sebelumnya tercatat sebesar 26,58 juta orang pada September 2017.


"Sementara jumlah penduduk miskin di Maret 2018 jadi 25,95 juta orang atau lebih rendah dari Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta," kata Suhariyanto kepala BPS di Jakarta, Senin (16/7/2018).


Sementara untuk Provinsi Aceh sendiri, justru mengalami kenaikan persentase penduduk miskin sebesar 0,05 persen, sehingga menempatkan Aceh di peringkat kedua dari tujuh provinsi yang mengalami kenaikan persentase penduduk miskin.

Adapun persentase penduduk miskin pada maret yang terbanyak diduduki Jambi (0,03 %), disusul Aceh (0,05%), Sulbar (0,7%), Kepri (0,08%), Lampung (0,010 %), Kalimantan Utara (0,13%) dan Maluku Utara (0,20%).

Sementara 5 Provinsi dengan penurunan persentase penduduk miskin tertinggi adalah jawa tengah (0,91%), Sulses (0,43%), Jawa Barat (0,38%), Banten (0,36%) dan Sulteng (0,35%)

Berdasarkan data yang diperoleh BPS, penurunan kemiskinan hampir terjadi di seluruh pulau di Indonesia. Apabila dirinci lebih lanjut, penduduk miskin paling banyak masih terdapat di Pulau Jawa dengan jumlah 13,34 juta jiwa (8,94 persen).


Sementara di Pulau Sumatera ada 5,98 juta jiwa (10,39 persen), Pulau Sulawesi ada 2,06 juta jiwa (10,64 persen), Pulau Bali dan Nusa Tenggara ada 2,05 juta jiwa (14,02 persen), Pulau Maluku dan Papua ada 1,53 juta jiwa (21,20 persen), dan di Pulau Kalimantan ada 980 ribu jiwa (6,09 persen).


Menurut Suhariyanto, capaian tersebut merupakan yang terendah sejak 1998. Sejumlah faktor dalam kurun waktu September 2017-Maret 2018 pun dikatakan Suhariyanto turut memberi dampak pada penurunan angka kemiskinan di Indonesia.   Beberapa hal di antaranya seperti inflasi umum dalam periode tersebut yang sebesar 1,92 persen, lalu rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk rumah tangga pada 40 persen lapisan terbawah yang tumbuh 3,06 persen, serta bantuan sosial tunai dari pemerintah yang tumbuh 87,6 persen pada triwulan I 2018. (dbs)



Keyword:


Editor :
HARISS Z

riset-JSI
Komentar Anda