Aceh Masih Zona Oranye Covid-19, Penderita Sembuh Tambah 37 Orang
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Nasional kembali merilis zonasi risiko daerah Covid-19 mingguan berdasarkan data per 13 Desember 2020. Aceh masih zona oranye, seperti dua minggu lalu.
Semua kabupaten dan kota memiliki risiko sedang kenaikan kasus Covid-19. Sementara 37 orang dilaporkan sembuh.
Hal tersebut dikemukakan oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani atau akrab disapa SAG kepada awak media massa di Banda Aceh, Selasa (15/12/2020).
“Meski semua kabupaten dan kota di Aceh merupakan zona oranye, zona risiko sedang kenaikan kasus Covid-19, namun memiliki varian nilai skoring yang berbeda-beda" kata SAG.
Ia menjelaskan, bila membandingkan perolehan nilai skor dwimingguan (6 Desember vs 13 Desember 2020) masing-masing kabupaten/kota, ada yang nilai skor-nya meningkat meski beberapa digit, ada yang tetap, dan bahkan ada yang nilai skor-nya menurun.
Sembilan kabupaten/kota yang nilai skor-nya meningkat beberapa digit meliputi Aceh Tenggara (2,34 vs 2,39), Aceh Timur (2,28 vs 2,33), Aceh Barat (2,12 vs 2,17), Simeulue (2,21 vs 2,29), Aceh Singkil (1,81 vs 2,08), Bireuen (2,23 vs 2,28), Benar Meriah (2,07 vs 2,13), Kota Sabang (2,16 vs 2,26), Kota Langsa (2,13 vs 2,17).
Kemudian, lanjut SAG, delapan kabupaten/kota nilainya tetap, meliputi Aceh Tengah (2,12 vs 2,12), Pidie (2,21 vs 2,21), Aceh Utara (2,2 vs 2,2), Aceh Jaya (2,16 vs 2,16), Aceh Tamiang (2,06 vs 2,06), Pidie Jaya (2,17 vs 2,17), Kota Banda Aceh (2,13 vs 2,13), Kota Lhokseumawe (2,16 vs 2,16).
Sedangkan enam kabupaten/kota yang nilai skor-nya makin menurun, yakni Aceh Selatan (2,33 vs 2,24), Aceh Besar (2,09 vs 2,02), Aceh Barat Daya (2,4 vs 2,35), Gayo Lues (2,26 vs 2,21), Nagan Raya (2,29 vs 2,19), dan Kota Subulussalam (2,1-1,86).
“Kabupaten/kota yang nilainya meningkat sedang mengarah ke zona kuning, dan kita berharap yang nilai menurun tidak semakin turun hingga menjadi zona merah. Perlu kerja keras semua pihak untuk memperbaiki kondisi pandemi Covid-19 di setiap daerah,” kata SAG.
Sebagaimana pernah diberitakan, Tim Pakar Satgas Covid-19 Nasional menghitung indikator berdasarkan data surveilans dan database rumah sakit online Kementerian Kesehatan. Indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan, diberikan skoring dan pembobotan lalu dijumlahkan.
Hasil perhitungan dikategorisasikan menjadi empat zona risiko; zona risiko tinggi (merah) : 0 - 1,80, zona risiko sedang (oranye): 1,81 - 2,40, zona risiko rendah (kuning): 2,41 - 3,0, dan zona tidak ada kasus (hijau): tidak tercatat kasus Covid-19 positif atau tidak ada penambahan kasus (konfirmasi) baru dalam empat minggu terakhir, dan angka kesembuhan 100%.
“Data hasil skoring dan pembobotan setiap kabupaten/kota di atas penting bagi Satgas Covid-19 dan segenap komponen pemerintahan dan masyarakat, sehingga dapat menakar effort yang masih diperlukan untuk meninggalkan zona oranye dan naik ke zona kuning atau zona risiko rendah Covid-19,” tutur SAG.
Kasus kumulatif
Selanjutnya, seperti biasa, Juru Bicara Covid-19 Aceh itu melaporkan kasus akumulatif Covid-19, sejak kasus pertama diumumkan pada 27 Maret 2020 silam. Jumlah akumulatif kasus Covid-19 Aceh sudah mencapai 8.538 orang. Penderita yang dirawat saat ini 810 orang, sembuh 7.386 orang, dan 342 orang meninggal dunia.
Kasus baru konfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 12 orang, yang meliputi warga Kabupaten Aceh Singkil sebanyak delapan orang, dan masing-masing satu orang warga Kabupaten Aceh Jaya, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan warga Kabupaten Pidie.
Sementara itu, penderita Covid-19 yang dilaporkan sembuh bertambah lagi 37 orang dan paling banyak warga Kabupaten Bener Meriah mencapai 36 orang, dan satu orang lainnya merupakan warga Kabupaten Aceh Tamiang.
“Dua kasus meninggal dunia yang baru dilaporkan sebanyak dua orang, masing-masing warga Kota Subulussalam dan Aceh Tamiang, ” tutur SAG.
Ia menjelaskan, warga Kota Subulussalam berinisial Si (67 tahun), meninggal dunia pada 28 Oktober 2020. Sedangkan warga Aceh Tamiang berinisial UG (80 tahun), meninggal dunia pada 13 Desember 2020.
Lebih lanjut, Jubir Pemerintah Aceh itu mengatakan, kasus-kasus probable di Aceh secara akumulasi saat ini sebanyak 622 orang. Dari jumlah kasus probable tersebut, 30 orang dalam penanganan tim medis (isolasi RS), 537 sudah selesai isolasi, dan 55 orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah kasus suspek di seluruh Aceh hari ini telah mencapai 4.858 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.626 orang sudah selesai masa pemantauan (selesai isolasi), 214 orang dalam proses isolasi di rumah, dan 18 orang isolasi di rumah sakit.