DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aceh tengah bersiap menyambut momen bersejarah: kedatangan kapal pesiar Islamic Cruise yang akan singgah di Banda Aceh pada 20 Januari 2026 dan 5 Februari 2026. Kapal pesiar bertema wisata Islami dunia ini membawa sekitar 3.000 wisatawan muslim dari berbagai negara.
Bagi generasi muda Aceh, kehadiran Islamic Cruise bukan sekadar agenda pariwisata, melainkan panggung global untuk menunjukkan wajah Aceh sebagai destinasi Islami yang ramah, kreatif, dan penuh energi.
Kepala Disbudpar Aceh, Dedy Yuswadi, menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor agar penyambutan berjalan lancar dan memberi kesan terbaik. Mulai dari kebersihan destinasi, pengaturan transportasi, hingga atraksi budaya Islami akan dipersiapkan secara maksimal.
“Jumlah tamu mencapai 3.000 orang. Setiap bidang harus bekerja maksimal agar Aceh tampil sebagai tuan rumah yang berkelas dunia,” ujarnya, Kamis (16/10/2025) dalam rapat internal.
Nantinya, wisatawan akan disambut dengan rapai, seudati, dan tari persembahan khas Aceh di pelabuhan. Selama 10 jam di Banda Aceh, mereka dijadwalkan mengunjungi ikon-ikon wisata seperti Masjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami Aceh, Kompleks Gunongan, dan Pinto Khop.
Kepala Bidang Destinasi, Muksalmina, menyebut kehadiran Islamic Cruise sebagai peluang emas untuk memperkenalkan Aceh sebagai destinasi halal unggulan dunia.
“Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah dengan nilai budaya dan keislaman yang kuat. Kehadiran kapal ini menjadi momentum strategis untuk promosi wisata Islami ke dunia,” jelasnya.
Selain promosi wisata, kedatangan kapal pesiar ini juga diharapkan menggerakkan ekonomi kreatif lokal. Pelaku UMKM, agen perjalanan, hingga komunitas kreatif akan ikut terlibat dalam penyambutan.
“Ini bukan hanya soal pariwisata, tapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat Aceh,” tambah Ismail, Kabid Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Momentum ini juga menjadi ajakan bagi generasi muda Aceh untuk tampil sebagai duta wisata Islami. Dengan kreativitas digital, konten media sosial, dan semangat kolaborasi, anak muda bisa ikut mempromosikan Aceh ke mata dunia. [*]