Adaptasi dengan Situasi Pandemi, Yayasan Aceh Hijau Gelar Pelatihan STBM
Font: Ukuran: - +
Reporter : Yana
Tangkapan layar zoom meeting Pelatihan STBM yang digelar Yayasan Aceh Hijau didukung UNICEF dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Selasa (6/4/2021). [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Yayasan Aceh Hijau didukung oleh UNICEF yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh menggelar Pelatihan Pemicuan STBM untuk Keadaan Darurat Bencana Bagi Tenaga Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Aceh yang dilaksanakan selama dua hari (6-7/4/2021) melalui aplikasi zoom. Pelatihan diikuti 46 peserta dari 23 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Aceh.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh dr. Sulasmi MHSM, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, menghadirkan narasumber dari Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Ze Eza Yulia Pearlovie.
Direktur Yayasan Aceh Hijau, Syarifah Marlina AlMazhir mengatakan situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi sekarang ini bukanlah sebuah penghalang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun harus dapat beradaptasi agar tetap relevan dengan situasi darurat seperti sekarang.
"Harapan kami, pelatihan dua hari ini dapat membantu bapak/ibu untuk dapat belajar banyak dari pemateri dengan pengalamannya bagaimana pendekatan STBM dapat diadaptasi agar dia tetap relevan dalam situasi emergency," kata Syarifah, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu, WASH Officer UNICEF, Eko Widodo menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar dalam mengantisipasi sesuatu hal dan menjaga diri untuk selalu hidup bersih dan sehat dalam setiap keadaan, baik itu keadaan darurat maupun tidak.
“Kegiatan ini juga sangat bermanfaat untuk menyiapkan diri kita sendiri dan masyarakat untuk menghadapi setiap situasi darurat,” katanya.
Pelatihan hari pertama, peserta diajarkan tentang Rapid Health Assessment (RHA), penyakit faktor resiko lingkungan, pengelolaan air bersih di daerah tanggap darurat dan pengelolaan sarana pembuangan air limbah pada daerah tanggap darurat.
Kemudian hari kedua, peserta mendapatkan materi penyehatan tangan pada situasi bencana, teknologi tepat guna darurat lingkungan, advokasi dan komunikasi serta pemberdayaan masyarakat pada situasi emergency.(YN)