Ahli Ekonomi USK Sebut MoU Disdik dengan BPMA Solusi Kelangkaan Tenaga Kerja Terampil
Font: Ukuran: - +
Prof. Dr. Mukhlis Yunus Ahli Ekonom Universitas Syiah Kuala. Foto: Ist/net
DIALEKSIS.COM | Aceh - Guru Besar Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Mukhlis Yunus yang juga Ekonom Aceh mengapresiasi Dinas Pendidikan Aceh menggandeng Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) dalam meningkatkan mutu pendidikan bidang industri Migas.
Menurut Mukhlis Yunus, kerjasama Dinas Pendidikan dengan BPMA adalah langkah yang sangat tepat. Hal itu bermakna bahwa Dinas Pendidikan Aceh respon terhadap kelangkaan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan pasar kerja.
“Jadi hadirnya Dinas Pendidikan yang bekerjasama dengan BPMA adalah langkah yang tepat sehingga ke depan Disdik Aceh akan mampu melahirkan tenaga kerja yang sinergi dengan kebutuhan pasar,” katanya, Rabu (3/8/2022).
Mukhlis yang juga Tim Kerja Penjabat Gubernur Aceh itu menuturkan, dulu saat PT. Perta Arun Gas dibuka, banyak masyarakat Aceh yang ingin bekerja di perusahaan tersebut akan tetapi perusahaan hanya bisa mengakomodir sebagian kecil tenaga kerja lokal itu pun dalam bentuk buruh kasar.
“Maka dengan adanya MoU terhadap pendidikan vokasi terhadap pertambangan dan Migas dengan BPMA inilah yang saya katakan bahwa Disdik Aceh responsif. Karena ke depan akan terbuka sejuta peluang untuk lapangan kerja di bidang migas,” katanya.
Pria yang pernah menjabat sebagai direktur Pascasarjana Magister Manajemen USK itu mengatakan, bahwa beberapa perusahaan besar seperti Repsol dan Premier Oil sedang melakukan eksplorasi yang diprediksi dalam waktu yang tidak terlalu lama akan ada hasil yang cukup signifikan yang kemudian akan diikuti oleh eksploitasi.
Maka dengan adanya MoU ini adalah untuk mengantisipasi peluang yang tersedia akibat adanya peluang kerja baru yang menghendaki tenaga -tenaga terampil yang dididik melalui vokasi. Sehingga, tidak hanya cukup pengetahuan tapi juga cukup pengalaman, terampil, siap kerja.
“Ini adalah momen yang tepat Dinas Pendidikan Aceh mengambil sikap untuk bekerjasama berharap bahwa kita jangan sampai tinggal selangkah,” tutup Prof Mukhlis Yunus.[rls]