DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gangguan pasokan air bersih di ruang operasi salah satu rumah sakit di Banda Aceh selama dua hari terakhir memicu keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan.
Salah satunya disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik, Dr. Nasrul Zaman, yang menilai kondisi tersebut sebagai persoalan serius dan tidak bisa ditoleransi, apapun alasannya.
"Sudah dua hari air di ruang operasi mati, sehingga menyulitkan tim dokter untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien. Ini tidak bisa dianggap remeh," tegas Dr. Nasrul kepada media Dialeksis, Selasa (1/7/2025).
Ia menekankan bahwa air merupakan komponen krusial dalam setiap prosedur medis, khususnya di ruang operasi. Ketiadaan air dapat mengganggu sterilitas, memperbesar risiko infeksi, dan pada akhirnya membahayakan keselamatan pasien.
“Air bukan sekadar kebutuhan penunjang, tetapi bagian integral dari sistem kerja rumah sakit, terutama untuk menjaga higienitas dalam tindakan operasi. Jika tidak tersedia, maka yang dipertaruhkan adalah nyawa pasien,” ungkap akademisi itu dengan nada prihatin.
Dr. Nasrul mendesak pihak rumah sakit dan instansi terkait agar segera mengambil langkah konkret dalam memastikan ketersediaan air bersih di seluruh fasilitas vital rumah sakit. Ia juga mendorong adanya audit manajemen layanan publik agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ini bukan soal teknis semata, tetapi soal manajemen layanan publik. Harus ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi air di rumah sakit. Jika dibiarkan, dampaknya bukan hanya pada pasien, tapi juga citra pelayanan kesehatan kita secara keseluruhan,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit terkait penyebab gangguan air di ruang operasi tersebut. Namun tekanan publik terus menguat agar pelayanan kesehatan berjalan optimal tanpa hambatan mendasar seperti ini. [arn]