Akademisi IPB Sebut Bertambahnya Penduduk Akan Semakin Banyak Lahan Pangan Hilang
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.Ir. Ernan Rustiady. [Foto: tangkapan layar]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.Ir. Ernan Rustiady mengatakan, semakin banyak penduduk maka semakin banyak lahan pangan yang hilang.
Tanggapan tersebut dikutip Dialeksis.com pada kanal Youtube Propaktani. TV-Ditjen TP terkait "Antisipasi Kerawanan Pangan di Pulau Jawa" Selasa (2/8/2022).
Ir. Ernan menyampaikan, masalah pangan adalah hak asasi manusia. Pangan adalah komunitas yang bersifat khas dibandingkan komunitas yang lain.
Artinya, masyarakat mengonsumsi pangan berbeda dengan barang lainnya. Hal ini karena pangan adalah konsumsi yang tidak dapat ditunda. Apalagi manusia harus makan tiga kali sehari. Jadi, pangan dikonsumsi secara terus menerus.
Maka dari itu, dianjurkan dalam mengelola pangan harus berbeda dengan yang lain. Pangan harus selalu tersedia agar manusia tetap sehat.
Lanjutnya juga, pangan pokok yang tanpa putus dimakan adalah karbohidrat seperti beras, gandum, umbian, dan lainnya.
"Pangan adalah hak asasi manusia untuk hidup," ucapnya.
Sebagaimana kita ketahui dalam peradaban, manusia berhasil melakukan domestikasi, rekayasa genetik sehingga mampu menghasilkan varietas-varietas tanaman, hewan yang mampu menghasilkan produktivitas yang jauh lebih tinggi dari pangan aslinya.
"Misalnya padi menjadi bermacam varian padi lainnya dan manusia mampu mendomestikasi dengan cara menanam segala macam pangan di dekat lingkungannya, jelasnya.
Ia menambahkan, manusia setiap tahunnya pawti bertambah di dunia. Otomatis masyarakat membutuhkan pangan lebih banyak lagi.
Penambahan yang dimaksud paling dibutuhkan pada negara-negara berkembang misalnya Afrika dan Asia. Namun, negara Indonesia masih termasuk negara jumlah penduduknya terus bertambah.
Diperkirakan bahwa hingga tahun 2045 penduduk akan bertambah 100-125 juta orang. Artinya, Indonesia membutuhkan bahan pangan lebih banyak lagi.
Permasahannya adalah produksi bahan pangan paling besar bertumpu di Pulau Jawa. Karena faktor fisik dan lahannya Sumatera juga daerah subur dan penghasil pangan yang sudah cukup lama.
"Lebih dari 55% lahan sawah yang 7,2 juta hektar berada di Pulau Jawa dan produksinya juga lebih besar di Pulau Jawa, juga berkumpul 60% penduduk Indonesia di sana, masalahnya Pulau Jawa paling cepat mengalami urbanisasi," jelasnya.
"Makin bertambah penduduk, makin banyak lahan yang subur dijadikan permukiman warga," jelasnya lagi. [Auliana Rizky]