kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Angka Pengangguran Muda RI Tertinggi se Asia Tenggara , Ini Solusi Dari Wais Alqarni

Angka Pengangguran Muda RI Tertinggi se Asia Tenggara , Ini Solusi Dari Wais Alqarni

Selasa, 04 Mei 2021 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi Ilmu Pemerintahan Unversitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh Wais Alqarni, S.IP., M.A menyebutkan angka pengangguran Muda Indonesia tertinggi se Asia Tenggara.

 Sebagaimana disampaikan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal yang menyebutkan tingkat pengangguran muda Indonesia menjadi yang tertinggi se-Asia Tenggara seperti dilansir CNN Indonesia Senin (3/5/2021).

Persoalan pengangguran Muda RI tertinggi se-Asia Tenggara  menurut Wais Alqarni harus menjadi tantangan serius untuk segera dicari jalan keluarnya.

Salah satu solusinya ialah Pemerintah, Swasta, dengan pelibatan masyarakat harus bahu membahu mencari solusi terbaik untuk menekan angka pengangguran tersebut. 

"Seperti misalnya, adanya kepastian mendapatkan pekerjaan bagi mahasiswa vokasi dan siswa SMK. Mengingat mereka memiliki skill langsung kerja,"kata Dosen Ilmu Pemeritahan USK ini.

Pria yang juga aktif sebagai Kepala Divisi Dinamika Politik Forum Bela Negara (FBN) Prov. Aceh, solusi lain yang harus dilakukan Pemerintah perlu membangun sinergitas yang kuat dan serius antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan pelibatan pihak swasta dalam mendorong berjalannya industri di daerah.

Dalam hal ini, Perguruan Tinggi dan Sekolah terutama SMK ikut ambil bagian, agar tidak terjadi missmatch antara lulusan PT dan Sekolah dengan pekerjaan yang disediakan oleh Pemmerintah dan Swasta. 

Hal tersebut dikarenakan menurut Wais sebagai Kepala Divisi Dinamika Politik Forum Bela Negara (FBN) Prov. Aceh, pengangguran yang terdiri dari kaum milineal lebih banyak berstatus mengenyam pendidikan.

Karena jika hal ini dibiarkan mengembang terlalu lama, kita khawatirkan dampak bonus demografi di Indonesia menjadi simalakama.

Menurut Wais Pengangguran ini harus menjadi sisi lain dalam kaitannya dengan bonus demografi. Barangkali beberapa waktu lalu, kita terlalu berfokus pada kelebihan bonus demografi," tegasnya.

Namun kita lupa memikirkan bagaimana bonus demografi tersebut jika tidak bisa dimanage dengan baik. (Faj).

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda