Antropologi Unimal Adakan Pekan Kuliner dan Permainan Tradisional
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe – Dunia yang semakin instan saat ini ikut memengaruhi cara konsumsi masyarakat modern. Akhirnya terjadi uniformasi selera yang sebagian besar dibentuk oleh iklan dan cita rasa global yang terdampak oleh perkembangan teknologi informasi.
Demikian juga dengan permainan anak-anak millenial saat ini yang terbiasa dengan game online dan digital. Kurangnya gerak fisik menyebabkan anak-anak saat ini mengalami obesitas dan kurangnya kreativitas dalam mengembangkan permainan yang berkelompok. Anak-anak menjadi introvert dan soliter, karena kurangnya ruang sosialiasi dan berkomunikasi langsung dalam permainan.
Atas dasar keprihatinan itu, Program Studi Antropologi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe mengadakan kegiatan Pekan Kuliner Nusantara dan Permainan Tradisional sejak 6 hingga 9 November 2018. Lokasi kegiatan bertempat kompleks Bukit Indah Kampus Universitas Malikussaleh, Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe.
Sedikitnya terdapat 14 stan kuliner yang hadir dalam Pekan Kuliner ini, yang berasal dari kuliner Sumatera Barat, Tapanuli Selatan, Langkat, Palembang, Jawa, dan makanan Aceh sendiri. Salah satu makanan tradisional yang ditawarkan adalah Itak. Menurut Arie Kamandanu, mahasiswa Antropologi asal Tapanulis Selatan, makanan ini terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kepala. Makanan ini dihadirkan untuk kegiatan tepung tawar seperti pembelian kenderaan baru, peresmian rumah baru, atau ketika sunatan. "Itak ini menjadi makanan yang menyejukkan prosesi ritual itu agar mendapatkan berkah", ujar Arie.
Menurut Abdullah Akhyar Nasution, dosen Antropologi FISIP yang menjadi inisiator kegiatan, meskipun memakai idiom Aceh, kegiatan Pekan Kuliner dan Permainan Tradisional ini menampilkan makanan dari ragam daerah asal mahasiswa yang saat ini kuliah di Universitas Malikussaleh dan bukan hanya menampilkan makanan Aceh.
"Dari data yang masuk ke panitia Data yang ada, persatuan atau paguyuban mahasiswa daerah yang ikut serta dalam acara ini di antaranya adalah Ikatan Mahasiswa Tamiang, Ikatan Mahasiwa Minang, Ikatan Mahasiswa Pematangsiantar Simalungun, Ikatan Mahasiswa Batubara, Ikatan Mahasiswa Tapanuli Bagian Selatan, Ikatan Mahasiswa Pakpak Bharat, Ikatan Mahasiswa Pidie, Ikatan Mahasiwa Langkat dan stand mahasiswa Antropologi sendiri.", tambah Akhyar. Adapun untuk jenis permainan tradisional yang dipertandingkan adalah Engklek dan Ular Tangga Jumbo.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari mulai pukul 08.30 hingga 16.30 selama kegiatan berlangsung. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya kecintaan mahasiswa dan warga millenial pada makanan Nusantara, yang berangkat dari kearifan lokal dan juga permainan di ruang terbuka. Bangsa kita kaya dengan ragam etnografi kuliner yang menyegarkan dan permainan yang penuh persahabatan.