kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Antropologi Unimal Melakukan Penggalangan Dana untuk Sulawesi Tengah

Antropologi Unimal Melakukan Penggalangan Dana untuk Sulawesi Tengah

Sabtu, 13 Oktober 2018 12:57 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM ÖŸ Lhokseumawe - puluhan mahasiswa Prodi Antropologi FISIP Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe melaksanakan penggalangan dana pada beberapa lokasi pada Rabu dan Kamis (10 dan 11 September 2018). Aksi penggalangan dana ini merupakan wujud keprihatinan atas bencana gempa dan tsunami yang meluluh-lantakkan kota Palu, Sigi, dan Donggala.

Terpantau mahasiswa melakukan aksi penggalangan dana di pintu masuk Kampus Bukit Indah dan juga di seputaran Taman Raudhah, Lhokseumawe. Aksi ini sebagai wujud balas budi dan tanggung-jawab sosial kelompok civitas akademika." Ketika bencana tsunami di Aceh masyarakat Sulawesi termasuk yang aktif dalam membantu masyarakat Aceh, kini kami harus membalasnya, sebagai sikap empati dan mengurangi beban masyarakat di sana", ujar Imam Akbar, koordinator aksi.


Aksi kemanusiaan ini dilakukan mahasiswa atas inisiatif sendiri. Menurut Della Efriani Hasibuan, mereka melengkapi aksi ini dengan membuat pengurusan dokumen administrasi ke Polresta Lhoseumawe. Pihak kepolisian tidak mempersulit perizinan karena menganggap aksi ini positif. Gerakan sosial yang melibatkan sebagian besar mahasiswa angkatan 2017 ini mendapatkan respons positif dari masyarakat Lhokseumawe, karena dilakukan oleh mahasiswa, baik yang muslim dan non-muslim. Salah seorang mahasiswa Kristiani asal Sumatera Utara, Priska Florida Br Sihotang, menyatakan bahwa aksi ini dilakukan karena tak tahan melihat penderitaan masyarakat Sulawesi Tengah yang masih kekurangan akses atas sandang dan pangan. "Di sana juga ada teman-teman kami yang menjadi korban,"ungkapnya.


Dari aksi penggalangan dana yang dilaksanakan dua hari itu terkumpul Rp. 1.951.700. Uang itu direncanakan akan disalurkan dalam beberapa hari ini melalui Forum Komunikasi Antropologi Indonesia (FKAI).


Seperti kata tokoh pluralisme sekaligus presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau sering dipanggil Gus Dur: di atas politik masih ada yang lebih tinggi lagi yaitu kemanusiaan.  Aksi kemanusiaan ini menjadi eksemplar nilai-nilai luhur dan idealis yang bergelora di dada mahasiswa zaman now. (*)

Keyword:


Editor :
AMPONDEK

riset-JSI
Komentar Anda