APJI Berikan Pelatihan SDM Pendukung Wisata Halal di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebagai salah satu satu destinasi wisata halal berkelas dunia, Aceh memnilik ragam kuliner yang telah mendunia. Sektor kuliner sendiri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mendukung perekonomian, hal ini pula yang membuat Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisa Aceh menggelar acara pelatihan peningkatan kapasitas bagi stakeholder pariwisata Aceh.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 7-8 Oktober di Hotel Grand Permata Hati tersebut mengangkat sejumlah materi penting, seperti aspek tata boga atau kuliner dengan melibatkan 50 peserta dari unsur rumah makan, restoran, cafe, food court, dan food street yang ada di Banda Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin menyebutkan, kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan kontribusi kuliner lokal sebagai home industry dalam mendukung pariwisata Aceh menjadi destinasi wisata halal berkelas dunia.
"Kita ingin mendorong pelaku jasa boga atau kuliner untuk melakukan digitalisasi jasa boga menuju era revolusi 4.0, serta meningkatkan profesionalisme dalam peningkatan mutu produk dan mutu layanan yang memenuhi standar gizi, kesehatan, dan estetika penyajian secara halal," sebutnya.
Selain dua materi di atas, APJI juga memberikan paparan terkait Industri Pariwisata di Indonesia, termasuk peningkatan kualitas pelayanan para pelaku jasa boga Aceh, serta wisata halal dan peningkatan perkonomian.
"Kuliner adalah salah satu materi atau objek kunjungan wisata. Aceh yang terkenal dengan potensi kulinernya, kemudian capaian Aceh yang berhasil menjadi destinasi wisata halal unggulan di Indonesia, tentu aspek kuliner harus kita tingkatkan dalam bingkai kuliner halal yang terstandarisasi dan tersertifikasi," tambah Jamaluddin.
Disbudpar Aceh sendiri, imbuh Jamaluddin, juga terus mendorong industri jasa boga secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas menuju kesejahteraan dengan membangun sinergitas antara pemerintah, pelaku usaha dan supporting usaha kuliner yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian.
"Jika melihat tren dan pola spending wisatawan cukup positif mengarah ke produk kuliner, belanja dan cinderamata (oleh-oleh). Karena telah memberi kontribusi positif dalam meningkatan industri pariwisata," pungkasnya. (dbp)