Aryos Nivada: Spekulasi Terkait Pelemparan Granat Hanya Perkeruh Pilkada Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ratnalia
Pengamat politik dan keamanan, Aryos Nivada. [Foto: dok untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelemparan granat di rumah kandidat gubernur Aceh, Bustami Hamzah menimbulkan berbagai spekulasi liar.
Hal itu dinilai dapat berpotensi memperkeruh suasana Pilkada Aceh. Pihak keamaan diminta untuk bekerja cepat dan presisi untuk menangkap pelaku, sekaligus mengungkap dalang, jika memang ada.
Hal itu disampaikan pengamat politik dan keamanan, Aryos Nivada mencermati mulai liarnya tanggapan berbagai pihak terhadap peristiwa yang terjadi di Dusun Tgk Chik Dipineung, Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, sekitar pukul 05.15 WIB, Senin (2/9/2024).
“Jangan mendahului tugas pihak kepolisian. Semua pihak harus membantu pihak aparat agar dapat bekerja profesional sehingga dapat segera menangkap pelaku dan mengungkap motof,” sebut Aryos, Selasa (3/9/2024).
Berbagai tanggapan yang mengaitkan aksi pelemparan granat dengan Pilkada Aceh hanya akan membuat Pilkada Aceh menjadi mencekam. Jika tidak dihentikan bahkan dapat membenarkan prediksi bahwa Pilkada Aceh memang rawan.
Sebagaimana diketahui Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan, Aceh merupakan salah satu provinsi dengan indeks kerawanan tinggi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Agus Subiyanto dalam rapat dengan Komisi I DPR, Kamis (21/3/2024). Sebagai langkah mitigasi, satuan TNI di wilayah disebut akan memantau gejala intoleransi dan ketidakharmonisan sosial. Selain itu, TNI juga akan berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum maupun pihak terkait untuk rencana kontigensi pengamanan pilkada.
Pernyataan yang sama juga pernah disampaikan pihak Polri melalui Asisten Operasi (Asops) terkait Aceh sebagai salah satu dari 8 provinsi yang rawan saat Pilkada 2024, Juni 2024.
“Sekali lagi, polisi harus segera mengungkap agar tidak berkembang liar saing tuduh menuduh antar para kandidat. Ini memang tugas berat, tapi wajib dilakukan segera. Jika tidak segera diungkap sangat mungkin akan direproduksi kembali, dan ini taruhannya adalah menurunnya kualitas demokrasi di Aceh,” tegas Aryos.
Aryos juga menghimbau agar segala bentuk kekerasan dihentikan. Hal ini karena Aceh sedang menjadi tuan rumah PON ke-21. Ada banyak tamu yang harus dijaga, jangan sampai citra Aceh yang damai rusak karena ulah aksi liar.
“Mari kita jaga daerah kita yang menjadi tuan rumah PON ke-21, dan Presiden RI Pak Jokowi juga akan datang, jangan berbuat aksi yang dapat merusak citra Aceh sebagai negeri yang damai,” pungkas Aryos Nivada. [ra]