Asisten III : BMKG Punya Peran Penting di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Asisten III Sekretariat Daerah Aceh, Kamruddin Andalah, mengatakan sebagai daerah yang rawan dengan bencana, Aceh sangat membutuhkan peran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan informasi awal kejadian bencana.
"Masyarakat Aceh dan Pemerintah sangat berkepentingan besar dengan BMKG, karena letak geografis Aceh yang dihimpit dua samudra serta berada dalam zona merah kebencanaan. Segala bentuk kebencanaan ada di Aceh, longsor, tsunami, gempa, banjir dan kebakaran hutan," kata Asisten III saat menggelar rapat bersama BMKG Pusat di ruang rapat Sekda Aceh, Banda Aceh, Rabu (30/1).
Menurut Kamaruddin penyebar luasan informasi awal kebencanaan sangat dibutuhkan sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat. Aceh, kata Kamaruddin, dalam upaya penanggulangan bencana memiliki tim terpadu yang siap mengantisipasi ketika masyarakat diterpa bencana. Tim tersebut meliputi pemerintah, TNI, Polri dan unsur lainnya.
"Kami sangat mengharapkan bimbingan tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh dan masyarakat dalam menghadapi bencana," tutur Kamaruddin.
Selain itu, Ia berharap agar Aceh dapat menjadi salah satu provinsi yang diprioritaskan oleh BMKG dalam layanan pemberian informasi awal bencana.
BMKG Perkuat Jaring Sinergis Pentahelix
Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa pihaknya terus meningkatkan kerjasama kebencanaan dengan memanfaatkan jejaring pentahelix (instansi pemerintah, akademisi, sektor bisnis, komunitas dan filantropi). Hal ini dilakukan agar penyampaian informasi peringatan dini bisa semakin cepat, luas dan tepat sasaran, apalagi pada saat adanya peningkatan kondisi ekstrim alam yang menimbulkan anomali-anomali seperti yang terjadi di Lombok, Palu dan Selat Sunda.
"BMKG tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada sinergis yang semakin kuat antar lembaga karena tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga walaupun berbeda, namun ada saatnya akan saling berhubungan, seperti kerjasama antara BMKG dan Badan Geologi atau PVMBG pada saat tsunami Palu dan Selat Sunda," kata Dwikorita
Dwikorita menyebutkan, seluruh stasiun BMKG saat ini sedang bergerak cepat memperkuat jaringan tersebut, mulai dari Sabang sampai Merauke. "Semua staf BMKG memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak dan juga semakin meningkatkan edukasi dan mitigasi kebencanaan untuk menyebarluaskan budaya waspada bencana dan evakuasi mandiri."
Di Aceh, kata Dwikorita, BMKG memiliki 7 kantor representatif yang tersebar di seluruh wilayah Aceh untuk melayani informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika secara komprehensif. Untuk pelayanan meteorologi, kantor BMKG terletak di Bandara Sultan Iskandar Muda, Bandara Maimun Saleh di Sabang, Bandara Malikus Saleh di Lhokseumawe, Bandara Cut Nyak Dhien di Nagan Raya Meulaboh.
Selanjutnya untuk pelayanan klimatologi, kantor BMKG ada di Indrapuri, Aceh Besar. Sedangkan untuk pelayanan geofisika, kantor BMKG ada di Mata Ie dan Tapak Tuan.
Sementara potensi yang dimiliki BMKG Aceh dalam mendukung informasi MKG dalam kebencanaan juga didukung dengan ketersediaan peralatan canggih dan modern yang tersebar di seluruh Aceh seperti Radar Cuaca Automatic Weather Station (AWS), Automatic Weather Observation System (AWOS), Display Info MKG, Automatic Rain Gauge, Automatic Agroclimate Weather Station serta Pos Kerjasama. Juga tersedia HV Sampler, Rain Sampler, PM-10 dan AARS yang digunakan untuk memantau perubahan iklim dan kualitas udara.
Untuk pemantauan bencana gempa dan tsunami, BMKG Aceh telah dilengkapi dengan Sistem Monitoring gempa dan tsunami, Accelerograph, Lightning Detector, DVB, dan Sirine Gempa.
BMKG Aceh saat ini telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan berbagai lembaga di wilayah Aceh seperti dengan AirNav, SAR, BWS Sumatera I, Dinas Pengairan Prop. Aceh, Universitas Syah Kuala (Staklim Aceh Besar) dan Pengelolaan SIH3. Saat ini juga sedang dikaji rencana PKS dengan BI Aceh dalam hal pemasangan display informasi cuaca yang diperuntukan bagi nelayan dimana pihak BI mendukung dalam penyiapan perangkat display.
"Kami berharap, Pemerintah Daerah dan masyarakat Aceh dapat memanfaatkan potensi yang ada pada BMKG wilayah Aceh semaksimal mungkin. Pemberian informasi, mitigasi serta kerjasama terkait MKG akan terus kami tingkatkan dengan harapan agar publik semakin siap untuk menghadapi segala potensi bencana yang ada di Indonesia," kata Dwikorita. (h)