Balai Bahasa Aceh Siap Merevitalisasi Bahasa Gayo, Ini Penjelasannya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru-baru ini mengumumkan rencana untuk merevitalisasi bahasa Gayo melalui Balai Bahasa Provinsi Aceh.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, mengatakan bahwa Program Revitalisasi Bahasa Daerah, yang merupakan kebijakan Merdeka Belajar Episode 17, telah berhasil menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap bahasa ibu mereka.
Revitalisasi bahasa Gayo diharapkan dapat memperkuat dan melestarikan bahasa tersebut sebagai warisan budaya Aceh.
“Revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Aceh pastinya dapat menumbuhkan kecintaan anak-anak sebagai penutur muda terhadap bahasa daerahnya, salah satunya bahasa Gayo,” ujar Muchsin, dalam keterangan, Sabtu (18/3/2023).
"Untuk itu Kemendikbudristek memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Aceh dan tiga kabupaten yang telah berkomitmen untuk melakukan revitalisasi bahasa Gayo,” tutur Hafidz.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempromosikan keragaman bahasa dan budaya di Indonesia. Bahasa adalah bagian penting dari identitas dan kekayaan budaya suatu daerah, dan upaya untuk melestarikannya sangat penting untuk menjaga keberagaman dan kekayaan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Umar Solikhan menjelaskan bahwa program revitalisasi bahasa daerah secara umum diartikan sebagai upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah melalui pewarisan kepada generasi muda.
“Program Revitalisasi Daerah mendorong penggunaan bahasa daerah dalam komunikasi yang beradab, sehingga daya hidup bahasa daerah akan ada pada tahap aman dan bisa ditransmisikan dengan baik,” tutur Umar.
Umar juga menyampaikan, program revitalisasi bahasa Gayo ini dapat dilaksanakan dengan berbasis sekolah, komunitas, keluarga, dan masyarakat.
"Kami memilih bahasa Gayo yang merupakan penutur terbesar kedua yang berada di provinsi Aceh. Pertimbangan pemilihan bahasa Gayo ini berdasarkan dari hasil status kajian vitalitas yang telah kami lakukan di wilayah tutur gayo pada tahun 2019 yang menunjukkan bahwa status Bahasa Gayo berada pada posisi rentan," ungkap Umar.
Saat ini, program revitalisasi bahasa Gayo sedang tahap rapat koordinasi dan diskusi kelompok terpumpun. Tahapan ini diharapkan akan menghasilkan berbagai kesimpulan dan keputusan, yang akan melancarkan pelaksanaan revitalisasi bahasa Gayo.