Bangga, SMAN Unggul Subulussalam Wakili Aceh di Festival FIKSI se-Indonesia
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi/Fatur
Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Aceh Singkil – Subulussalam Antoni Berampu,S.Pd,M.Pd. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bangga, SMA Negeri Subulussalam kembali mewakili Aceh dama Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Jenjang SMA/MA se-Indonesia.
Hal ini Berdasarkan surat keputusan dengan No 0622/J7.I/PN.03/22 perihal Pengumuman Finalis FIKSI Jenjang SMA/MA Tahun 2022 dari Pusat Prestasi Nasional, Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI).
Kali ini SMA Negeri Unggul Subulussalam dengan tim yang diberi nama Kumulus Lentikularis Squad membawa ide produk yang cukup unik namanya, yakni Kilapanku.
Kilapanku sendiri merupakan produk pengkilap daun tanaman hias yang dibuat dari bahan alami, terbuat dari minyak ampas kelapa dan kulit bawang merah.
Produk ini merupakan hasil buah tangan siswa SMA Negeri Unggul Subulussalam dan berhasil membawa SMA Negeri Unggul Subulussalam masuk sebagai Finalis dalam event bergengsi di tingkat Nasional.
Diketahui, pengkilap daun itu dijual dipasaran yang terbuat dari bahan kimia. Namun, siswa SMA Negeri Unggul Subulussalam berhasil membuat produk ini dari bahan alami.
Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Aceh Singkil-Subulussalam, Antoni Berampu, S.Pd, M.Pd mengatakan dari sekitar 1533 pendaftar yang ditampilkan di pemutaran Televisi Nasional, yang lolos hanya 100 kelompok.
"Dari Aceh hanya ada 2 saja yang tembus tingkat nasional yaitu desain grafis ada dari SMA 15 Takengon dan untuk Lintas Budaya dari SMA Unggul Subulussalam," ungkapnya kepada Dialeksis.com, Kamis (15/9/2022).
"Insya allah kita doakan yang terbaik. Nanti mereka akan melakukan ekpo secara internasional. Semoga mereka mendapatkan hasil yang terbaik dan membanggakan Aceh," tambahnya.
Lanjutnya, Ia menerangkan, sebenarnya yang diajukan itu banyak tim, namun yang lolos ada satu tim. "Tahun sebelumnya itu tiga tim juga yang lolos bahkan kemarin itu sampai juara di tingkat nasional," ujarnya.
"Untuk event bergengsi seperti, setiap tahun SMA Unggul Subulussalam selalu masuk sebagai finalis. Setiap tahun, kita selalu mewakili Aceh dalam ajang bergengsi ini. Kita sudah persiapkan dari awal, memang setiap sesuatu itu tidak langsung instan. Kami memang mewajibkan kepada peserta didik itu untuk ekskul. Dalam ekskul itulah kami bina dan kami didik mereka," jelasnya.
Menurutnya, hal yang pertama kali dilakukan yaitu tumbuhkan jiwa inovasi dan kewirausahaan bagi peserta didik.
Teruntuk guru, harus ada rasa jiwa Kewirausahaan, tentu siswa akan melihat dan ingin meniru sosok guru tersebut. Setelah itu. Guru harus menggali setiap potensi yang ada pada diri siswa, maka kemudian mengembangkannya melalui media dan lingkungan yang sesuai dengan bakat kewirausahaan dari peserta didik.
Selanjutnya, tambah Antoni, hari ini siswa SMA maupun SMK itu tidak ada perbedaan. Yang membedakan adalah bagaimana caranya menumbuhkembangkan inovasi, talenta dan kewirausahaan dari semua peserta didik.
"Inilah cikal bakal modal mereka untuk menghadapi dunia mereka. Jiwa dan usaha mereka yang kita bekali. Jadikan guru ini sebagai media dan inspirator yang ternyata jiwa siswa kita ini perlu ditumbuhkembangkan dari bakat mereka yang sudah Allah berikan sejak dari lahir," tuturnya.
"Dan terakhir adalah tumbuhkan rasa komitmen dan konsisten untuk berkhidmat kedua talenta-talenta kita di sekolah. Karena itulah yang menjadi pembeda dengan yang lain," pungkasnya [nh/ftr]
- Optimalkan Ketahanan Pangan, Kapolres Subulussalam Tebar 40 Ribu Ekor Benih Ikan
- Pakar ICSF: Sistem Keamanan Indonesia Sangat Buruk Jika Data Berhasil Dibobol
- Ombudsman Dukung Pembatasan Pembelian BBM Jenis Pertalite
- Joko Widodo Gelar Rapat Terbatas Bahas Persiapan Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U-20