Banjir di Aceh Tamiang Sebabkan Sembako Langka, Organda Minta Pemerintah Lakukan Solusi Ini
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Ketua Organda Aceh, H Ramli. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lalu lintas di jalan nasional Banda Aceh-Medan tepatnya di kawasan Seumadam, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang hingga Sabtu (5/11/2022) pukul 17:00 WIB masih belum bisa dilalui karena tergenang banjir.
Jalur tersebut salah satu akses penghubung jalan antara Sumatera Utara dan Aceh. Dari video yang beredar di lokasi, rata-rata kendaraan yang menunggu surutnya banjir merupakan truk pengangkut sembako dari Sumatera Utara ke Aceh.
Saat ini, barang-barang sembako di pasar sudah mulai langka dan kalaupun ada harga sudah naik drastis. Masyarakat pun sudah mulai mengeluh terhadap kondisi ini.
Kemudian, truk yang membawa sembako dan kebutuhan pokok mengalami kesulitan, banyak barang-barang yang harus dibuang karena sudah mulai membusuk karena tidak tahan lama di dalam plastik.
Lumpuhnya jalan lintas itu sudah terjadi sejak kemarin Kamis (3/11/2022). Banyak kendaraan yang tidak berani menerobos tingginya banjir karena ketinggian air mencapai satu meter.
Menanggapi hal itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Aceh, H Ramli mengatakan, memang daerah Aceh ini masih ketergantungan dengan Sumatera Utara.
“Sampai detik ini, truk yang bawa barang masing antri panjang itu semua. Tadi pagi sempat surut, sekarang sudah hujan lagi,” kata Ramli kepada Dialeksis.com, Sabtu (5/11/2022).
Menurutnya, dalam keadaan genting seperti ini, truk yang membawa kebutuhan pokok perlu diprioritaskan.
Karena, kata dia, saat ini sembako di pasar sudah mulai langka dan harganya naik drastis akibat terhambatnya pendistribusian barang-barang pokok.
Ramli menyarankan, truk yang membawa kebutuhan pokok itu bisa melalui jalur dari Subulussalam ke Aceh Selatan kemudian langsung ke Banda Aceh.
“Kalau jalan lain nggak ada. Makanya kita perlu jalur lain di lintas timur dan perlu dibuka jalur baru kedepannya,” terangnya.
Ia menambahkan, kondisi hari ini diakui merupakan akibat dari bencana alam tetapi harus solusi dari pemerintah.
“Kalau terus dibiarkan begini, masyarakat akan kesulitan karena sembako mulai menipis di pasar,” katanya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah harus mulai berpikir sudah saat Aceh memiliki pabrik minyak goreng. Kemudian, telur ayam juga bisa dikembangkan di Aceh, karena kebutuhan telur ayam sangat tinggi di Aceh mencapai 2 juta butir per hari. (Nor)
- Distanbun Aceh Terus Upayakan Pendataan Lahan Warga Terdampak Banjir
- Pemerintah Aceh Segera Bahas Penanganan Banjir dengan Lintas Instansi, Bantuan Terus Disalurkan
- PKS Aceh Salurkan Bantuan Kepada Korban Banjir di Aceh Tamiang
- Putar Haluan, 388 Jemaah Umrah Asal Aceh Berhasil Terbang Melalui Bandara SIM