Banyak Nakes Relawan Pilih Mundur, IDI Belum Dapat Info Sama Sekali
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi tenaga kesehatan di masa pandemi Covid-19. (Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menyatakan belum mendapatkan informasi soal banyak tenaga kesehatan (Nakes) relawan yang resign selama pandemi virus corona (covid-19) di Indonesia.
"Saya belum mendapatkan informasi soal itu," kata Slamet saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (17/7).
Sebelumnya kabar bahwa terdapat tenaga kesehatan relawan yang mundur disampaikan oleh Ketua Gerakan moral Dokter Indonesia Bersatu (DIB) Eva Sri Diana Chaniago. Dia mengungkapkan salah satu alasannya karena beban kerja yang semakin berat, tapi penyaluran insentif terkendala.
Namun Eva tidak menjelaskan rinci jumlah nakes yang memilih mundur, termasuk wilayah tempat nakes bekerja.
Slamet menegaskan beban kerja nakes memang meningkat seiring lonjakan pasien dalam satu bulan terakhir, tapi dia menyebut hal itu risiko pekerjaan.
"Kalau beban kerja otomatis seluruh dokter beban kerjanya meningkat. Itu enggak perlu dipertanyakan, itu sudah kewajiban," ujarnya.
Sementara soal insentif, Slamet juga tidak memungkiri ada keterlambatan pencairan insentif bagi nakes, terutama pada nakes yang bekerja di luar daerah Jabodetabek. Karena itu dia mendorong pemerintah untuk memastikan penyaluran insentif tepat waktu.
"Intinya begini, tenaga kesehatan itu sudah menaruhkan nyawanya dia, keluarga dia. Seyogyanya diberikan insentif yang cukup dan tepat waktu. Atas penghargaan atas tenaga kesehatan tersebut. Intinya itu aja," ujar Slamet.
Sebelumnya, Eva menjelaskan banyak tenaga kesehatan yang mundur selama pandemi. Namun demikian, Eva tak menyertakan detail berapa nakes yang memilih resign. Ia menyebut laporan itu tentunya tercatat di setiap rumah sakit.
"Saya kira alasan resign yang utama karena pendapatan tidak sebanding dengan beban kerja. Belum lagi ketakutan akan kematian tapi mungkin itu masih di bawah beban kerja ya," kata Eva saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (16/7).
Eva menjelaskan nakes yang menangani pasien covid-19 sejauh ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu nakes pegawai tetap di rumah sakit, nakes PNS, dan juga nakes relawan. Dari ketiganya, ia menyebut nakes relawan yang paling banyak resign, sebab tidak ada ikatan kerja kuat dengan rumah sakit tempat mereka bekerja.
Terlepas dari isu nakes yang memilih mundur, permasalahan kekurangan nakes juga sempat dilontarkan oleh Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi, yang mengungkapkan kondisi pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia saat ini sudah berada di fase functional collapse.
Adib menilai, kondisi itu terjadi lantaran saat ini tenaga kesehatan yang menangani covid-19 sudah semakin terbatas, ditambah dengan kekurangan alat kesehatan seperti oksigen yang ketersediaannya terus menipis.
"Kondisi sekarang cukup mengkhawatirkan. Kita dihadapkan pada kondisi yang functional collapse, bukan structural collapse ya karena IGD nya masih ada, bisa dibuat tenda, bisa tambah tempat tidur. Tapi secara functional collapse," kata Adib kemarin.
Dengan kondisi itu, Adib meminta agar pemerintah lebih sigap dalam membuat sebuah regulasi terkait pemenuhan kebutuhan para nakes dan faskes di Tanah Air. (CNN Ind)