Basarnas Banda Aceh Berhasil Evakuasi ABK Kapal Chemway Arrow di Perairan Selat Benggala
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Banda Aceh mengevakuasi seorang Anak Buah Kapal (ABK) bernama Kyaw Ko Ko (33), warga negara Myanmar, dari kapal tanker Chemway Arrow yang sedang berlayar di perairan Selat Benggala, Aceh Besar, pada Rabu (15/1). Dokumen untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Banda Aceh kembali menunjukkan kesigapannya dalam operasi penyelamatan.
Kali ini, mereka berhasil mengevakuasi seorang Anak Buah Kapal (ABK) bernama Kyaw Ko Ko (33), warga negara Myanmar, dari kapal tanker Chemway Arrow yang sedang berlayar di perairan Selat Benggala, Aceh Besar, pada Rabu (15/1).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banda Aceh, Al Hussain, mengatakan operasi ini dimulai setelah pihaknya menerima informasi dari agen kapal pada pukul 05.20 WIB.
Kapal tanker tersebut dilaporkan sedang dalam pelayaran dari Pelabuhan Al Jubail, Arab Saudi, menuju Pelabuhan Dong Guan, China, ketika salah satu ABK mengalami sakit parah.
“Korban mengalami gejala sakit perut yang diduga merupakan tanda-tanda apendisitis atau radang usus buntu. Situasi ini membutuhkan penanganan medis segera, sehingga kami langsung mempersiapkan operasi SAR untuk melakukan evakuasi,” jelas Al Hussain dalam keterangan kepada Dialeksis.com, Rabu, 15 Januari 2025.
Setelah menerima laporan, Basarnas Banda Aceh segera berkoordinasi dengan instansi terkait dan memutuskan untuk menggunakan KN SAR Kresna 232 sebagai armada utama dalam operasi ini. Kapal berangkat dari Pelabuhan Ulee Lheue pada pukul 06.30 WIB menuju titik intercept yang telah ditentukan.
Tim tiba di lokasi koordinat sekitar pukul 07.45 WIB. Tanpa menunda waktu, proses evakuasi pun dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan keselamatan korban dan para petugas.
“Evakuasi berlangsung lancar. Setelah korban berhasil dibawa ke KN SAR Kresna 232, tim medis dari Kekarantinaan Kesehatan Kelas 1 Banda Aceh segera melakukan pemeriksaan awal. Hal ini untuk memastikan korban aman dari penyakit menular sebelum melanjutkan ke langkah medis berikutnya,” tambah Al Hussain.
Setelah pemeriksaan awal, korban langsung dibawa menuju Pelabuhan Ulee Lheue. Setibanya pada pukul 09.30 WIB, korban dipindahkan ke ambulans untuk dilarikan ke RSUD Zainal Abidin, rumah sakit rujukan utama di Banda Aceh.
“Proses ini berjalan cepat berkat kerja sama yang baik antara Basarnas, tim medis, dan unsur-unsur terkait lainnya. Pukul 10.00 WIB, operasi SAR resmi ditutup, dan seluruh personel yang terlibat dikembalikan ke instansi masing-masing,” pungkas Al Hussain.