Bawa Pulang Dana Infrastruktur Rp47,9 M, IKAMBA Sebut Biasa Saja, Akan Luar Biasa Jika Bakri Siddiq Lakukan Ini
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Ketua IKAMBA, Akbar Anzulai. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penjabat (Pj) Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq pada Jumat, 7 Oktober 2022 kembali menyambangi Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta.
Hasil kunjungannya kemarin, Bakri Siddiq berhasil membawa pulang dana pembangunan infrastruktur untuk Kota Banda Aceh. Pemerintah pusat akan menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2023 senilai Rp37,4 milyar lebih, ditambah APBN Rp10,5 milyar, sehingga jika ditotal semua mencapai Rp47,9 milyar.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh (IKAMBA), Akbar Anzulai menyatakan, upaya membawa pulang anggaran tersebut patut diapresiasi sebagai wujud langkah-langkah konkret dari Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh dalam melobi pusat demi pembangunan Kota Banda Aceh yang lebih baik.
Sebenarnya, kata dia, kejadian ini merupakan hal yang wajar-wajar saja, akan tetapi akan menjadi luar biasa bila infrastruktur yang dibangun di Kota Banda Aceh hasil lobi anggaran dari pusat benar-benar memberi manfaat yang besar kepada warga kota.
Akbar juga menitip harapannya kepada Pj Walikota Banda Aceh untuk mempergunakan anggaran tersebut pada persoalan-persoalan yang tak kunjung selesai di Kota Banda Aceh. Seperti persoalan air bersih.
“Saya berharap bakal ada infrastruktur yang mendukung agar persoalan air bersih ini tidak terjadi lagi di Banda Aceh. Jangan lagi nanti PDAM Tirta Daroy selalu mengkambinghitamkan bak penampungan atau bendungan karet yang ketika setiap macetnya air selalu itu menjadi alasan mereka,” ujar Akbar kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Selasa (11/10/2022).
Selain itu, Ketua IKAMBA ini juga berharap agar Pj walikota Banda Aceh memiliki pikiran terkait tata ruang kota yang harus di tata kembali seiring dengan semakin tingginya tingkat kepadatan Kota.
Menurutnya, penting bagi anak-anak muda agar Pemko Banda Aceh dapat membangun public space (ruang publik) untuk mendukung aktivitas penunjang anak muda.
“Kita bisa merujuk kota-kota di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Malang, bahkan Banyuwangi yang menempatkan kepentingan anak muda sebagai inspirasi dari pembangunan dan tata ruang kota. Ya, intinya kami-kami ini anak muda diberi tempat dan diberikan punya ruang untuk beraktivitas dan berekspresi,” pungkasnya.(Akh)