DIALEKSIS.COM | Takengon - Puluhan ribu kubik kayu kiriman banjir bandang yang mengapung di Danau Lut Tawar Aceh Tengah, mulai hanyut ke muara menuju DAS Peusangan. Ribuan orang berjejer di sepanjang DAS berebut, untuk mendapatkan kayu bakar.
Kayu yang mengalir di sepanjang DAS Pesangan itu bersama enceng gondok diperebutkan oleh masyarakat, mereka menggunakan kayu pengait untuk menarik kayu ke pinggir, banyak juga yang berenang untuk mendapatkan kayu.
Pemandangan ini sudah terlihat sejak jam 14.00 WIB, Selasa (16/12/2025). Hingga sore menjelang magrib masih banyak manusia yang berjejer di sepanjang sungai Peusangan, sampai ke bagian hilirnya.
Ribuan kubik kayu berhasil diangkat masyarakat ke darat. Lelaki dan perempuan semuanya berebut mendapatkan kayu. Langkanya gas di pasaran, selama musibah ini masyarakat sudah kembali ke zaman dulu, memanfaatkan kayu untuk memasak.
“kami bertiga sudah dua jam mengumpulkan kayu bakar, hasilnya lumanyan sudah mencapai satu truk colt diesel,”sebut Madan, salah seorang warga di pinggiran DAS Pesangan yang mengumpulkan kayu dihanyut air ini.
Sementara Nisa, salah seorang ibu rumah tangga, yang ikut mengumpulkan kayu dengan pengait bersama anaknya, sudah mengumpulkan kayu mencapai dua kubik lebih.
Kayu kayu itu diangkut masyarakat ke rumah, dibelah dan dijemur untuk keperluan memasak. Diperkirakan masih banyak kayu-kayu hasil sapuan banjir bandang ini yang terus mengalir di DAS Peusangan.
Kayu yang dilarikan ke Danau Lut Tawar pada musibah Selasa 26 November lalu, kini mulai hanyut ke DAS Peusangan. Kayu kayu itu mengapung di danau yang membuat danau ini tidak lagi biru, namun berubah pekat.
“Gas tidak ada di pasaran. Kalaupun ada elpiji, harganya tentu mahal. Kami sudah lama menggunakan kayu bakar untuk kebutuhan memasak,” sebut Arwani, warga Takengon Barat yang sudah mulai terbiasa dengan kayu bakar, walau merepotkan.
Namun pilihan masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidup, mereka sudah menggunakan kayu bakar untuk kebutuhan memasak. Belum ada jaminan kapan elpiji akan hadir di negeri dingin yang kini dilanda musibah ini.