Selasa, 29 April 2025
Beranda / Berita / Aceh / Bertemu Wali Nanggroe Aceh, KOPPAS Bahas Konsep Pengelolaan Hutan Berbasis Kemitraan

Bertemu Wali Nanggroe Aceh, KOPPAS Bahas Konsep Pengelolaan Hutan Berbasis Kemitraan

Jum`at, 07 Maret 2025 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Koperasi Arung Samudera (KOPPAS) bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh, Tgk.Malik Mahmud Al Haythar, untuk membahas konsep pengelolaan hutan berbasis kemitraan yang berkelanjutan. [Foto: Humas LWN]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koperasi Arung Samudera (KOPPAS) bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al Haythar, untuk membahas konsep pengelolaan hutan berbasis kemitraan yang berkelanjutan. Pertemuan berlangsung pada Jumat (7/3/2025), di Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar.

Dalam diskusi tersebut, Ketua KOPPAS, Zainal Bakri, menekankan pentingnya dukungan dari lembaga Wali Nanggroe untuk memastikan akses pengelolaan hutan yang ideal bagi bisnis jangka panjang.

“Harapan kami adalah mendapatkan kenyamanan dalam investasi dan kepastian dalam mengelola hutan secara berkelanjutan,” ujarnya.

KOPPAS telah menggandeng PT. Aceh Nusa Indrapuri dalam kemitraan kehutanan dan mengembangkan model bisnis berbasis hutan yang mencakup produksi energi terbarukan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Salah satu rencana strategisnya adalah penanaman kaliandra untuk bahan bakar biomassa, yang dikombinasikan dengan usaha peternakan domba dan produksi madu hutan.

Selain itu, KOPPAS juga membuka peluang kemitraan internasional. “Kami sudah berbicara dengan pihak Qatar yang tertarik dengan wilayah kelola kami di sekitar Dermaga Malahayati,” ungkap Zainal.

Rencana lainnya mencakup pembangunan camping ground, sekolah lingkungan, serta pengembangan jasa lingkungan berbasis konservasi.

Wali Nanggroe menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan pentingnya pengelolaan hutan yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat. “Kita mendukung penuh upaya KOPPAS. Pengelolaan hutan harus membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, sekaligus membuka peluang di sektor wisata dan ekonomi hijau,” kata Wali Nanggroe.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi model pengelolaan hutan berbasis komunitas yang tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan. (*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes