Besok Pemerintah Provinsi Jateng Gelar Rapat Soal Usulan Calon Pahlawan Pocut Meurah Intan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggelar rapat penting besok terkait pengusulan gelar calon Pahlawan Nasional bagi tokoh perempuan Aceh yang dikenal dengan nama Pocut Meurah Intan.
Dalam surat undangan yang resmi dikeluarkan oleh Plt Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Tegoch Hadi Noegroho, sejumlah instansi pemerintah Jawa Tengah diundang untuk hadir dalam rapat tersebut.
Selain itu, Ketua Umum Ikatan Pelajar Aceh Semarang (IPAS) dan Ketua Ikatan Masyarakat Aceh Semarang (IMAS) juga mendapatkan undangan untuk memberikan pandangan dan masukan terkait pengusulan ini.
Rapat penting ini akan diselenggarakan di Ruang Rapat Gedung A, Lantai III, Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah pada hari yang telah ditetapkan.
Dalam rapat tersebut, akan dibahas secara mendalam mengenai sejarah, peran, dan jasa-jasa yang telah diberikan oleh Pocut Meurah Intan, serta pentingnya pengakuan yang adil terhadap perjuangannya.
Siapa Pocut Meurah Intan?
Pocut Meurah Intan, seorang putri keluarga bangsawan dari Kesultanan Aceh, memiliki peran penting dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda di wilayah Aceh.
Ayahnya, Keujruen Biheue, menjabat sebagai seorang uleebalang atau kepala pemerintahan di kerajaan tersebut, memberikan pengaruh dan pengarahan yang kuat terhadap semangat perjuangan Pocut Meurah Intan.
Dalam catatan Belanda, Pocut Meurah Intan dianggap sebagai salah satu tokoh paling anti terhadap penjajahan Belanda di kalangan bangsawan Aceh.
Ia menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam mempertahankan kemerdekaan dan integritas wilayah Aceh dari upaya kolonialisasi Belanda.
Pocut Meurah Intan menjadi simbol perlawanan dan semangat kebangsaan bagi masyarakat Aceh pada masa tersebut.
Dengan keyakinan kuat dan kesetiaannya terhadap bangsanya, ia memainkan peran penting dalam mengoordinasikan perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajah Belanda.
Di akhir hayatnya, Pocut Meurah Intan dipaksa untuk menjalani masa pengasingan oleh pemerintahan Belanda.
Dia diasingkan ke daerah Blora, Jawa Tengah, yang merupakan tempat tahanan politik untuk pejuang dan tokoh perlawanan.
Selama bertahun-tahun, Pocut Meurah Intan hidup dalam keadaan pengasingan yang sulit. Meskipun terpisah dari tanah kelahirannya, dia tetap teguh dalam keyakinan dan semangat perjuangannya.
Meskipun terbatas secara fisik, dia tetap berusaha menjaga semangat perlawanannya terhadap penjajah Belanda.