BMKG Ajak Petani Kolaborasi Bersama Pantau Cuaca Saat Musim Tanam
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Kepala Stadiun Klimatologi Aceh, Wahyudin, S.P, M.Ikom. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - BMKG Aceh menggelar Focus Group Discussion (FGD) Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional Tahun 2021 Provinsi Aceh, pada Senin (27/12/2021) yang bertempat di Gedung TDMRC Universitas Syiah Kuala (USK).
Kepala Stadiun Klimatologi Aceh, Wahyudin, S.P, M.Ikom mengatakan tujuan dilaksanakan FGD itu sebagai akhir dari kegiatan sekolah iklim, jadi dengan FGD itu mendapatkan masukan dari para peserta dan stakeholder lain termasuk dari akademisi untuk perbaikan kedepan.
"Karena kalau menggunakan materi kita tidak cukup, kami ingin ada inovasi baru dan ide baru untuk mendapatkan materi FGD atau SLI berikutnya," jelasnya kepada Dialeksis.com usai pembukaan FGD, Senin (27/12/2021).
Wahyudin mengatakan tujuan Sekolah Lapang Iklim adalah untuk memberi pemahaman kepada petani tentang cuaca atau iklim di kegiatan sehari-hari. Mereka bisa melihat informasi cuaca dalam aktifitas sehari-harinya.
"Kalau petani contohnya waktu untuk turun ke sawah, mereka bisa melihat info cuaca dan kami ajarkan. Selain itu, ketika masa tanam itu dari bulan-bulan mana saja yang ada musim hujan dan musim kemarau, kami menyediakan infonya karena kami yang mencatat curah hujannya," jelasnya lagi.
Ia menambahkan, Petani juga harus bisa langsung mendapatkan informasi dari handphone mereka. Apalagi petani sekarang sudah banyak yang milenial dan bisa mengakses internet untuk mendapatkan data dan informasi dari BMKG.
Selama ini, kata dia, kesadaran petani dalam memantau iklim sudah cukup baik, bahkan ada petani pinang ketika mau tanam pinang di daerah waduk keliling meminta data cuaca ke BMKG.
"Masalah dominan dari SLI dalam penerapannya itu seperti pemahaman petani yang sudah tua, kami juga menggunakan pendekatan orang dewasa, sementara di kami juga kurang karena kami bukan sebagai tenaga pengajar tapi kami berusaha untuk berbagi," jelasnya lagi.
Selama ini, pihaknya juga mengidentifikasi tanaman yang sebenarnya bukan tupoksi BMKG. Artinya dari kendala tersebut maka BMKG harus banyak bekerjasama dengan berbagai pihak.
"Karena pekerjaan kami tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan semua pihak," pungkasnya.