BNN: 46 Desa Penghasil Ganja di Aceh Dialihkan Jadi Lahan Produktif
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Jakarta yang diwakili Direktur Pemberdayaan Alternatif, Brigjen Pol Drs Andjar Dewanto SH MBA, meninjau lahan jagung di Desa Meunasah Bungo, Kecamatan Peudada, Bireuen, Selasa (16/7/2019) sore.
Dalam kunjungan tersebut, Brigjen Pol Drs Andjar Dewanto SH MBA, turut didampingi Kepala BNN Aceh, Brigjen Pol Drs Faisal Abdul Naser MH, dan Bupati Bireuen H Saifannur SSos serta sejumlah pejabat terkait lainnya.
Pada kesempatan tersebut Andjar Dewanto menyebutkan ada 64 desa di Aceh yang sangat rawan produksi ganja atau peredaran narkotika.
Dia tegaskan, seluruh desa itu akan digarap oleh BNN untuk dikembangkan jadi kawasan pertanian produktif.
"Stop narkoba, kita butuh kerja sama dan mari kerja bersama-sama akan membasmi narkoba," ajak Brigjen Pol Drs Andjar Dewanto.
Saat meninjau lahan jagung pilot project BNN tersebut, Andjar Dewanto mengatakan, kalau memang produksi jagungnya besar di Bireuen, maka perusahaan PT Japfa Jakarta yang akan menjalin kerjasama dengan BNN atau pemerintah akan membangun pabrik pengolah jagung di Bireuen.
Katanya, PT Japfa membutuhkan 1,5 juta ton jagung per tahun untuk wilayah Sumatera.
"Aceh salah satu daerah pintu masuk ganja dan sabu-sabu, sehingga perlu dikembangkan lahan ganja dialihkan jadi lahan pertanian produktif seperti jagung," sebut jenderal bintang satu ini. (faj)