BPBA dan TDMRC Adakan Seri Seminar Kebencanaan
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com, Banda Aceh – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) bekerjasama dengan Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh melaksanakan Seri Seminar Kebencanaan #19 dengan Tema Pendidikan Kebencanaan di Aceh, Perlukah? bertempat di Aula BPBA, Kamis (16/8). Seminar tersebut menghadirkan tiga orang pembicara yaitu H. Teuku Ahmad Dadek, SH yang merupakan Kepala Pelaksana BPBA dan Dr. Dra. Sulastri, M.Si, yaitu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh serta Dr. Yanis Rinaldi, SH, M. Hum yaitu Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.
Kepala Pelaksana BPBA dalam sambutannya menyampaikan bahwa BPBA dan TDMRC Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) telah mempersipakan Prolega 2019 yang nantinya akan melahirkan Qanun tentang Kebencanaan. Kita mengajarkan Sekolah dalam Kesiapsiagaan, Evakuasi Mandiri dan Penanganan Darurat Bencana yang melibatkan semua unsur dilingkungan Sekolah. Konsep ini sebenarnya sudah lama dilakukan yaitu bagaimana kita memasukkan mata pelajaran kebencanaan yang terintegrasi ke Sekolah dan Madrasah. Sementara pihak Kampus sudah lebih maju terutama UNSYIAH karena memiliki Kuliah Kerja Nyata Tematik Kebencanaan dan Kuliah S2 Kebencanaan.
Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek menyampaikan bahwa Gempa dan Tsunami 2004 tidak berpengaruh banyak terhadap lahirnya regulasi dan pembelajaran bagi kita rakyat Aceh kecuali bagi masyarakat Simeulue.
"Artinya jika hari ini terjadi gempa dan tsunami, apakah kita akan selamat? Apakah anak-anak kita bisa selamat? Apakah kita sudah memiliki Rencana Kontinjensi di level keluarga? Teologi kebencanaan, ada yang beranggapan bahawa bencana ini datang nya dari Tuhan, padahal Tuhan sebelum memberi hukuman maka akan dikirim dulu seorang yang memberi peringatan sebelum bencana yang biasanya belum pernah terjadi di daerah tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut Kepala Pelaksana BPBA menyampaikan bahwa mengapa pendidikan kebencanaan penting karena kejadian Tsunami 2004 telah mengajarkan kita betapa pentingnya upaya meningkatkan kesiapsiagaan baik di level Pemerintah maupun Masyarakat.
Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dapat menurun setiap saat dengan berjalannya waktu dan perubahan sosial busaya, politik dan ekonomi dari suatu masyarakat. Oleh karenanya hal ini perlu dilakukan di sekolah karena anak anak sangat rentan dan anak anak merupakan representasi masa depan disamping itu sekoklh masih dipercaya sebagai lembaga yang efektif untuk membangun ketahanan bencana di masyarakat.
Sementara Narasumber kedua Sulastri, Dosen Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menyampaikan berdasarkan survey Tahun 2012 masyarakat Indonesia lebih banyak mengetahui Informasi kebencanaan melauli televisi oleh karenanya sudah tepat jika masuk melakukan pendidikan kebencanaan ini melalui sekolah.
"Fakta yang kami peroleh, kita sebagai khalifah belim amanah dan Pendidikan belum menjadi sumber informasi dan pengetahuan dalam menumbuh kembangkan kesadaran, kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai bencana."
Yanis Rinaldi, Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala menyampaikan bahwa Tim TDMRC telah menyusun Naskah Akademik Pendidikan Kebencanaan Aceh Tahun 2017.
Bencana alam bisa terjadi karena proses alam atau perbuatan manusia oleh karenanya ketika terjadi bencana yang bisa dilakukan adalah Pengurangan Risiko Bencana, ujarnya. (rel)