BSI Harus Tingkatkan Lagi Fasilitas, Layanan, dan BSI Agen
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Hafas Furqani, M.Ec. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan Bank Syariah terbesar di Indonesia yang saat ini masih seumur anak jagung, namun progres yang diberikan BSI sampai saat ini masih terus diperbaiki.
Dosen Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Hafas Furqani, M.Ec mengatakan, bahwa BSI ini merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN untuk menciptakan sebuah Perbankan Syariah atau sebuah Bank Syariah.
“Yang dimana Bank Syariah ini modalnya besar, kemudian mampu bersaing di tingkat internasional,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Kamis (2/12/2021).
Dirinya mengatakan, yang selama ini kita ada banyak Perbankan syariah atau Bank Syariah tapi kecil-kecil, sehingga, untuk bersaing keluar itu agak susah dan tidak mampu.
“Harapannya BSI didorong untuk bisa bersaing di global, dan karena BSI masih baru dan tahun pertama, mungkin BSI harus menyelesaikan masalah-masalah internal dulu. Karena biasa perusahaan yang baru di merger kan ada banyak masalah,” sebutnya.
“Masalah manajemen, masalah teknis operasional juga. Jadi untuk Aceh, masalah itu bertambah besar kita yang digabung itu bukan 3 Bang tapi 6 Bank, termasuk Bank Konvensional yang ada sebelumnya,” sebut Dr Hafas.
Jadi kata Dr Hafas, masalah Aceh ini lebih unik dan lebih besar, jika dibandingkan dengan daerah yang lain. Nah, tapi terakhir BSI cepat juga merespon. “Artinya pusat sendiri sudah meletakkan untuk Aceh BSI itu diprioritaskan, di ATM-ATM lama itu termasuk yang diprioritaskan di Aceh, walaupun ini kan secara bertahap,” tukasnya.
Kemudian juga fasilitas-fasilitas lainnya seperti sebelumnya itu ada BRILink yang ada di desa-desa, Dr Hafas mengatakan, BSI cepat juga merespon dengan membentuk BSI Smart atau BSI Agen.
“Jadi kelihatan tren sudah bagus, tinggal pastikan tidak ada masalah lainnya,” ujarnya.
Diketahui bahwa BSI sudah menurunkan BSI Agen sebanyak 4700 orang, makanya, kata Dr Hafas, diharapkan sebenarnya agar bisa lebih banyak lagi dibangun BSI Agen ini.
“Karena untuk membentuk Cabang Bank baru itu agak susah, kebijakan semua Bank hari ini tidak membuka cabang-cabang baru karena sudah diganti ke era digital. Jadi solusinya melalui agen-agen,” sebutnya.
Kemudian, Dr Hafas mengatakan, sebenarnya agen ini lebih bermanfaat untuk masyarakat itu sendiri karena kerja sama antara BSI dengan masyarakat. “Jika sudah ada saja toko dan komputer itu bisa menjadi agen, artinya harus dicari lebih banyak lagi agen-agen itu dan diusahakan kerjasama yang lebih besar dengan masyarakat sehingga lebih terjangkau Akses Perbankan ini,” tambahnya.
Namun, Dr Hafas mengatakan, dalam seleksi agen, itu merupakan kesiapan infrastruktur yang harus dibangun oleh agen itu. “Kemudian sikap-sikapnya ataupun mentalnya, karena ini kalau terlalu dimudahkan ataupun dilonggarkan oleh BSI sendiri juga akan berdampak buruk, karena siapa saja yang masuk tapi memiliki kepentingan yang tidak baik, Jadi BSI disini harus selektif juga,” ucapnya.
Namun juga, kata Dr Hafas, pada saat yang sama jangan terlalu ketat untuk menjadi agen BSI ini.
“Masyarakat sekarang perlunya agen sekarang, kecuali BSI mampu membuka bank unit atau cabang dipelosok atau di desa-desa. Mungkin kehadiran agen tidak diperlukan lagi,” kata Dr Hafas.
Lebih lanjut, Dr Hafas menyampaikan, ada banyak harapan dari BSI, karena BSI ini dipersepsikan sebagai Bank terbesar atau Bank Syariah terbesar di Indonesia.
“Karena itu harus berbanding lurus dengan layanan-layanan yang diberikan, fasilitas-fasilitas yang diberikan, mentalitas karyawanya juga. Persepsi itu harus bisa dimunculkan oleh BSI itu sendiri,” harapnya.
Karena sebagai Bank Syariah terbesar, Dr Hafas mengatakan, ini menjadi tantangan terbesar.
“Kalau mentalitas karyawan, sikap dan fasilitas tidak besar justru akan berbalik menjadi sentimen negatif dari masyarakat, Jadi BSI harus bisa menciptakan Image sebagai perusahaan Bank Syariah besar dengan layanan layanan yang bagus, apalagi Syariah. Jadi masyarakat mengharapkan Ada layanan-layanan dan terobosan-terobosan terbaru yang memudahkan dan didapatkan masyarakat,” pungkasnya. [ftr]