Buka Pacuan Kuda Tradisional, Shabela : Jaga Sportifitas
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Aceh Tengah - Pacuan kuda tradisional merupakan agenda rutin yang digelar di kabupaten Aceh Tengah dua kali dalam setahun, yaitu pada momentum Ulang Tahun Kota Takengon yang biasa digelar pada bulan Maret dan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar pada bulan agustus setiap tahunnya.
Begitu juga dengan tahun ini, peringatan hari kemerdekaan Reublik Indonesia ke 74 tahun 2019 ini juga diisi dengan pacuan kuda tradisional yang bukan hanya diikuti oleh kuda-kuda dari kabupaten Aceh Tengah, tapi juga menyertakan kudakuda pacu dari beberapa kabupaten tetangga seperti Bener Meriah dan Gayo Lues.
Senin (26/8/2019) kemarin gelaran olahraga dan budaya rakyat untuk tahun ini, resmi dibuka oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar di Lapangan H. Muhammad Hasan Gayo, Blang Bebangka, Pegasing.
Turut hadir dalam pembukaan pacuan kuda ini, unsure Forkopimda seperti Dandim 01006, Kapolres Aceh Tengah, anggota DPRK, para pimpinan SKPK , Pengurus Pordasi dan para pimpinan organisasi masyarakat.
Dalam sambutannya, Shabela mengatakan bahwa even pacuan kuda tradisional sudah mendarah daging dalam masyarakat Gayo, karena sudah diselenggarakan sejak awal kemerdekaan RI.
Oleh karenanya tradisi ini perlu terus dipertahankan sebagai salah satu agenda pariwisata di dataran tinggi Gayo ini. Pacuan kuda tradisional bagi masyarakat Gayo juga merupakan ajang silaturrahmi, karena dalam momen tersebut, para pelajar, mahasiswa dan pekerja asal Gayo yang berada di perantauan, kebanyakan kembali ke Gayo untuk menyaksikan even ini.
" Bagai masyarakat Gayo, pacuan kuda tradisional ini sudah mendarah daging, karena sudah digelar sejak awal kemerdekaan negeri ini, ini perlu terus kita pertahankan sebagai salah satu agenda pariwisata daerah yang akan memberi dampak positif terhadap perekonomian masyarakat" ungkap Shabela.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam even pacuan kuda ini, Shabela berpesan agar selalu menjaga sportifitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan even ini baik dari aspek teknis, penjurian dan kepanitiaan dengan mengacu kepada peraturan dan ketentuan dalam olah raga berkuda.
"Meskipun ini even tradisional, namun kita harus patuhi aturan-aturan yang berlaku dalam olah raga berkuda, saya berharap semua pihak tetap menjag sportifitas dan profesionalisme dalam penyelenggaraan even kebanggan masyarakat Gayo ini" lanjutnya..
Dalam kesempatan ini, Shabela juga menekankan agar seluruh unsure masyarakat menjauhi perbuatan melanggar hukum seperti judi, minuman keras dan narkoba.
"Ini ajang silaturrahmi dan olah raga budaya, jangan sampai dicemari dengan perbuatan-perbuatan melanggar hukum" tegas Shabela.
Diikuti peserta dari Aceh tenggara, Aceh Besar dan Sumatera Barat
Tidak seperti pacuan kuda tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini even pacuan kuda tradisional terlihat lebih semarak dengan hadirnya peserta eksebisi dari kabupaten Aceh Tenggara, kabupaten Aceh Besar dan Provinsi Sumatera Barat. Ini menunjukkan bahwa even tradisional ini sudah dikenal di berbagai daerah.
Panitia pacuan kuda menyebutkan bahwa kuda pacu yang berpartisipasi dalam even tahun ini sebanyak 371 ekor kuda dengan perincian : dari kabupaten Aceh Tengah sebanyak 197 ekor, Bener Meriah 105 ekor, Gayo Lues 62 ekor, Aceh Tenggara 5 ekor, Aceh Besar 1 ekor dan Sumatera Barat 1 ekor.
Kuda-kuda yang akan dipacu dalam even ini terdiri dari kuda lokal dan kuda peranakan yang akan berlomba dalam berbagai kelas. Agenda pacuan kuda akan digelar selam satu minggu dari tanggal 26 Agustus sampai dengan 1 September 2019. (pd)