DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Upaya pelestarian Orangutan Sumatra (Pongo abelii) kembali mendapat dorongan kuat dengan peluncuran buku “Tumbuhan Pakan Orangutan Sumatra di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing, TNGL”. Buku hasil riset panjang ini diluncurkan dalam Workshop dan Bedah Buku yang digelar di Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Kamis (18/9/2025).
Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), dan Departemen Biologi FMIPA USK ini menghadirkan akademisi, peneliti, pegiat lingkungan, hingga perwakilan pemerintah.
“Ini bukan sekadar buku, tapi panduan lapangan yang sangat penting untuk konservasi orangutan,” kata Hermansyah, staf YEL sekaligus penulis utama buku tersebut.
Buku ini menyajikan data komprehensif hasil riset bertahun-tahun di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing, salah satu lokasi kunci di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh Selatan. Di dalamnya terdapat informasi berbagai jenis tumbuhan pakan alami orangutan Sumatra yang kini berstatus Kritis (Critically Endangered) menurut daftar merah IUCN.
“Keberadaan pakan alami adalah faktor penting bagi kelangsungan hidup orangutan. Buku ini menjadi referensi awal untuk riset lanjutan, sekaligus dukungan konkret terhadap upaya konservasi,” ujar Kabag TU BBTNGL, Mustafa Imran Lubis, S.P.
Kolaborasi Jadi Kunci
Dekan FMIPA USK, Prof. Taufik Fuadi Abidin, M.Tech., menegaskan bahwa pelestarian ekosistem Leuser tidak bisa dilakukan sepihak.
“Kolaborasi semua pihak sangat diperlukan demi keberlanjutan ekosistem Leuser, salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Departemen Biologi FMIPA USK, Prof. Dr. Lenni Fitri. Ia menyebut sinergi antara akademisi, pemerintah, dan lembaga konservasi sangat penting dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan memperkuat perlindungan habitat orangutan.
Direktur Konservasi YEL, M. Yakob Ishadamy, M.Si., mengatakan peluncuran buku ini merupakan langkah strategis. “Ini lebih dari sekadar perayaan hasil riset. Ini adalah fondasi untuk memperkuat strategi konservasi jangka panjang dan menginspirasi kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.
Oase Ilmiah di Tengah Krisis
Dalam sesi bedah buku, akademisi dari Prodi Biologi FMIPA USK, Dr. Dalil Sutekad dan Iqbar, M.Sc., menyampaikan apresiasi tinggi. Keduanya menyebut buku ini sebagai “oase di tengah gurun tandus”, mengingat minimnya referensi ilmiah tentang tumbuhan pakan orangutan selama ini.
“Data yang disajikan sangat kaya. Buku ini bukan hanya mendukung konservasi, tapi juga membuka jalan untuk riset lanjutan yang lebih terintegrasi,” ujar Iqbar.
Peluncuran buku ini menjadi momentum penting untuk memperkuat basis ilmiah dalam upaya konservasi satwa kunci di TNGL, seperti Harimau Sumatra, Badak Sumatra, Gajah Sumatra, dan tentu saja Orangutan Sumatra. Dengan ancaman kehilangan habitat, perburuan, dan konflik satwa-manusia yang terus meningkat, pendekatan berbasis riset seperti ini dinilai sangat krusial. [*]