DIALEKSIS.COM | Jantho - Prof. Dr. Marwan, Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) yang baru dilantik untuk periode 2022-2026 dipeusijeuk (tepung tawar) oleh para tokoh masyarakat Aceh Besar, Sabtu (12/3/2022) di pelataran Masjid Abu Indrapuri.

Prosesi adat tepung tawar itu dilakukan oleh Bupati Aceh Besar Ir H Mawardi Ali, mantan Rektor USK Prof. Samsul Rizal, Anggota DPR RI Iliza Sa'aduddin Jamal, Malik Raden, Tantawi Ishak dan Aisyah Ali.

Prof Marwan yang merupakan putra Aceh Besar mengaku sangat bahagia atas prosesi adat yang digelar para tokoh Masyarakat Aceh Besar. 

"Kami sangat bahagia, untuk itu kita mengajak para tokoh Aceh Besar dan segenap masyarakat Aceh Besar agar terus berfikir luas dan terbuka sehingga banyak hal dapat diraih dan dicapai bersama," katanya.

Ia juga mengajak masyarakat agar mendukung pemerintah Aceh Besar yang telah membangun dunia pendidikan yang secara langsung nanti akan memberikan dampak dalam pembangunan lainnya, baik SDM maupun infrastruktur yang dilakukan oleh sumber daya handal.

Selain itu, Rektor memohon doa agar bisa menjalankan amanah dengan baik dalam memimpin USK. 

"Mohon doa agar bisa menjalankan amanah dengan baik, selain dukungan internal sangat penting dukungan juga oleh masyarakat dari eksternal," harapnya.

Bupati Mawardi Ali atas nama seluruh masyarakat Aceh Besar memberikan apresiasi dan selamat kepada Prof. Dr. Marwan yang telah diamanatkan memimpin Kampus Jantung Hati Rakyat Aceh.

Mawardi Ali mengatakan bahwa Peusijuek memiliki filosofi kolaboratif dalam menjalankan amanah, dan kolaboratif itu bermakna saling bersinergi, bekerja sama dan sama-sama bekerja.

"Kita semua harus bersinergi, supaya pembangunan dari semua sisi dapat dicapai lebih cepat," kata Bupati Aceh Besar.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Forsiar (Forum Silaturahmi Aceh Besar) ini selain Pelantikan Ikatan Pemuda Indrapuri dan dalam rangka peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang turut memberikan tausiah oleh Ustadz Fakhruddin Lahmudin.

Turut hadir para tokoh Aceh Besar lainnya Rektor Unida Prof. Syafii Ibrahim, anggota DPRA dan pengurus Forsiar serta dari berbagai perwakilan OKP Ormas di Aceh Besar. [MC]