Bupati Amru: Jika Bantuan Bibit Kopi Disunat, Laporkan!
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Blangkejeren - Bupati Gayo Lues, H. Muhammad Amru mengajak seluruh kelompok tani yang akan mendapatkan bantuan sarana bibit sesuai dengan SID yang telah dibuat pada tahun 2018 lalu untuk melaporkan segala bentuk kecurangan saat proses realisasi bantuan bibit kopi.
"Saya tidak main-main dalam hal ini, saya ingin program pengembangan kopi betul berhasil dan tepat sasaran. Siapapun itu yang mencoba-coba bermain "menyunat" bantuan bibit kopi, laporkan, jangan takut," ujarnya di acara pengarahan Bupati Gayo Lues bagi penerima bibit kopi untuk kecamatan Blangkejeren yang diselenggarakan di Aula Camat Blangkejeren, Kamis (9/5/2019).
Bupati menekankan, dalam pengembangan kopi ini, para petani dan pemerintah harus mengedepankan kejujuran. Petani kopi pun tidak boleh mengandalkan kedekatan, harus betul-betul profesional, jika memang ingin dibantu, maka harus disediakan lahan terlebih dahulu.
"Makanya saya ingin data penerima bantuan bibit kopi detail, di mana lahannya, berapa luasnya, semua harus jelas, saya tidak ingin main-main, saya ingin petani dan bantuan bibit kopi sukses. Data harus jelas, wajib jelas. Tidak boleh tidak. Jika data tidak jelas, tidak akan diberikan bantuan bibit," ungkapnya.
Bupati menerangkan, program pengembangan kopi merupakan salah satu upaya pemerintah kabupaten Gayo Lues untuk memberdayakan ekonomi masyarakat lewat pengembangan kopi. Selain itu, kopi Gayo memiliki nama yang sangat baik dipasar internasional, kualitas dan mutunya diakui.
"Berapa pun banyaknya stok kopi yang kita miliki, tidak akan bermasalah dengan pasar, semakin banyak kopi semakin baik. Karena memang kopi kita sangat diminati pasar, dan akan tetap laku," terangnya.
Selain itu, Bupati menjelaskan, berapa waktu lalu, pernah bertemu dengan sejumlah investor yang memiliki minat menggarap potensi kopi di Gayo Lues dengan lahan ribuan hektar. Tapi pemerintah menahan diri, hal ini disebabkan jika investor sudah ikut menggarap lahan, besar kemungkinan keberadaan petani kopi akan terjepit.
"Siapa pun masyarakat (diluar kelompok tani) yang punya lahan, yang sudah menanam pohon pelindung maka kita siap memberikan bibit kopi secara cuma-cuma (gratis), bibitnya paling lambat November 2019 ini sudah kita dibagikan," tandasnya. (abdi/hgl)