DIALEKSIS.COM | Suka Makmue - Bupati Nagan Raya, Dr. Teuku Raja Keumangan, S.H., M.H., yang akrab disapa TRK, memenuhi undangan masyarakat Beutong Ateuh Banggalang dalam rangka kegiatan zikir di makam Teuku Beutong Banggalang, Raja Beutong pertama sekaligus pendiri Kerajaan Beutong, Kamis (10/4/2025).
Dalam kunjungan yang penuh nuansa adat dan spiritual tersebut, TRK disambut hangat oleh masyarakat setempat, tidak hanya sebagai kepala daerah hasil proses demokrasi, namun juga sebagai pewaris sah garis keturunan Kerajaan Beutong yang telah mengakar kuat dalam sejarah nusantara.
“Kegiatan ini menjadi momen istimewa karena sekaligus merupakan kunjungan kerja perdana kami ke Beutong Ateuh pasca dilantik sebagai Bupati Nagan Raya,” ujar TRK.
Seperti diketahui Kerajaan Beutong merupakan salah satu kerajaan tua di tanah Aceh yang telah eksis jauh sebelum Indonesia merdeka, bersama dengan Kerajaan Seunagan yang dipimpin Ampon Ben, serta Kerajaan Seuneuam di bawah kepemimpinan Tuanku Abdullah.
Ketiga kerajaan ini menyerahkan kedaulatannya kepada Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945, dan tercatat sebagai bagian dari warisan kerajaan dan kesultanan Nusantara yang melebur dalam bingkai NKRI.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Beutong di masa lalu, kata TRK, membentang luas hingga ke Pameu, Aceh Tengah, dan Pante Ceureumen, Aceh Barat, menunjukkan pengaruh kerajaan tersebut dalam sejarah wilayah Aceh.
Sebagai Raja Beutong IX, TRK tidak hanya dikenal di tingkat lokal, namun juga memiliki peran di panggung nasional. Ia aktif dalam berbagai forum pewaris raja dan sultan se-Nusantara, menjabat sebagai Ketua Raja-Raja Aceh yang dikukuhkan oleh para pewaris kerajaan di Aceh, serta menjadi Anggota Majelis Agung Raja Sultan Indonesia (MARSI).
“Saya menegaskan komitmen untuk menjadikan warisan leluhur sebagai kekuatan moral dan budaya dalam membangun masa depan Nagan Raya,” tutup TRK.
Dalam kunjungan ini, TRK juga menjalani prosesi adat Kerajaan Beutong, seperti menepung tawari, menabur beras sebagai simbol berkah dan kesejahteraan, serta penggunaan mahkota kulah kama kuning, simbol kebesaran dan kekuasaan dalam kerajaannya.
Tokoh masyarakat Beutong Ateuh, Tgk. Diwa Laksana, menyampaikan rasa bahagianya atas kehadiran Bupati TRK yang disebutnya sebagai penyatuan antara garis keturunan kerajaan dan kehendak rakyat.
“Kembalinya TRK ke tanah leluhur sebagai Kepala Daerah adalah simbol menyatunya darah dan amanah rakyat. Ia bukan hanya Raja karena silsilah, tetapi juga pemimpin sah karena hasil proses demokrasi,” tutur Tgk. Diwa.
Ia pun berharap kepemimpinan TRK dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Nagan Raya.
“Alhamdulillah, kami masyarakat Beutong sangat bergembira dengan kedatangan Bapak TRK karena doa dan harapan kami telah terwujud,” pungkasnya. [*]