Bustami : Sebagian Besar Pemuda Aceh Apatis, juga Banyak Terjerat Kasus Narkoba
Font: Ukuran: - +
Reporter : Aulia
Wakil Ketua GP Anshor Provinsi Aceh, Bustami. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Aceh - Wakil Ketua GP Anshor Provinsi Aceh, Bustami menyampaikan sebagian besar pemuda Aceh sekarang apatis.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi HUT RI ke-77 "Putih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat" di hotel Kriad Banda Aceh, Sabtu (13/8/2022).
Ia mengatakan, tentunya semua tahu bagaimana keterlibatan pemuda dalam mendirikan NKRI sehingga lahirnya NKRI yang dicintai hari ini, dan ini menjadi semangat untuk pemuda-pemudi selanjutnya.
Hari ini yang menjadi tantangan bagi kita apa yang harus diwujudkan pada generasi selanjutnya. Tantangan yang dihadapi hari ini seperti radikalisme dan terorisme, hal tersebut juga perlu kontribusi kita bagi pemuda untuk mencegahnya.
"Jika radikalisme tidak dicegah maka akan terjadi perpecahan, ini bukan soal agama, tapi juga kelompok atau ormas yang ada," ucapnya.
Lanjutnya, tantangan lain adalah narkoba, ini bagaimana cara kita memberantas narkoba tersebut. Banyak pemuda sekarang yang terjerat ganja, sabu-sabu, dan sejenisnya.
Ia berharap, peran pemuda penting dalam pemberantasan narkoba. Berdasarkan studi kasus BNN Banda Aceh tahun 2020 ada sekitar hunian lapas 651 dan kasus narkoba sebanyak 529 orang. Namun pada tahun 2021 dan 2022 bisa jadi kasusnya ada peningkatan namun harapnya kasus narkoba menurun.
Tantangan lain tentunya lapangan kerja, pemuda punya kesempatan dan peluang bekerja seperti lainnya. Dengan demikian dibutuhkan pelatihan soft skill untuk meningkatkan kualitas SDM.
"Kita dorong adanya lapangan kerja yang luas, tantangan lainnya digital seperti penyebaran hoaks atau penggunaan efek buruk lainnya," jelasnya lagi.
Ia juga menambahkan, banyak konten buruk yang tersebar dan ini harus difilter agar tidak menyebar luas lagi. Hal ini bahaya untuk kita karena bisa jadi ada pihak-pihak yang menghancurkan kita.
Menurutnya, banyak sekarang sebagian pemuda yang apatis Padahal banyak hal yang dilakukan untuk pertumbuhan Aceh sebagai pemuda agen perubahan. Peran kita sebagai pemuda adalah kekuatan moral, sosial, dan agen perubahan, kalau di qanun mungkin tambahannya syariat Islam.
"Saya lihat agak kurang, ini perlu adanya partisipasi bersama, ini perlu dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah Aceh," tutupnya.
- ARD Gelar Diskusi di Hut RI ke 77, Pemuda dan Milenial Diharapkan Kawal Implementasi UUPA
- Rizal Fahlevi: Bangsa Aceh Mampu Bersaing, Jangan Hanya Jadi Konsumen Digital
- Jelang HUT RI ke-77, Warek UIN Ar Raniry Tegaskan Indonesia Tak Boleh Lengah Hadapi Tantangan Global
- Jelang Perayaan Perdamaian GAM-RI, Pemuda Ini Lihat Sisi Lain dari Permasalahan Bangsa Aceh