Cabdisdik Aceh Tengah Tanam Nanas Tiga Hektare di Lahan Tidur SMKN 2
Font: Ukuran: - +
Muksalmina, selaku Plt . Kacabdisdik Wilayah Kabupaten Aceh Tengah, melaksanakan kegiatan Ketahanan Pangan menanam Nanas di SMK 2 Takengon. Kegiatan ini di ikuti oleh warga sekolah yang berada di Kabupaten Aceh Tengah baik dari SMK dan SMA yang terdiri dari 25 Sekolah. [Foto: Humas Disdik Aceh]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Telah lama menjadi lahan tidur, tanah seluas 3 hektare di pekarangan SMKN 2 yang beralamat di Wih Nareh Pegasing Takengon ini akhirnya dimanfaatkan kembali dengan menanam nanas.
Menindaklanjuti arahan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, Plt. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Tengah, Muksalmina, mengajak serta jajaran cabang dinas bersama seluruh kepala SMA dan SMK yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) serta para siswa untuk bergotong royong menanam nanas.
“Alhamdulillah, penanaman nanas 3 hektare di SMKN 2 Takengon sudah selesai berkat kerjasama MKKS SMA dan SMK se Aceh Tengah. kita tinggal menunggu bagaimana hasilnya sekaligus perawatannya,” kata Muksalmina, Minggu (18/6/2023).
SMKN 2 Takengon merupakan sekolah kejuruan bidang pertanian dengan luas pekarangan mencapai 28 hektare. Terluas dibandingkan dengan sekolah manapun di Aceh Tengah. Maka tak ayal jika masih ada lahan di sekolah ini yang tidak tergarap secara maksimal.
Oleh karena itu, Kadisdik Aceh melalui kepala cabang dinas memanfaatkan lahan tidur di sekolah itu untuk ditanami nanas. Tujuannya, selain untuk ketahanan pangan, kebun nanas ini juga dapat menjadi bahan praktik peserta didik jurusan pertanian.
“Daripada ditumbuhi semak belukar, kita gunakan agar produktif dan efektif serta berguna untuk sekolah sebagai bahan praktek,” katanya.
Muksalmina berharap, kebun nanas ini nantinya dapat dijaga dengan baik oleh warga sekolah. Ia sangat ingin melihat kebun itu tumbuh baik dan menghasilkan nanas yang bernilai ekonomis, sehingga dapat membantu kebutuhan operasional sekolah dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar peserta didik.
Ia menambahkan, kabupaten berjuluk Negeri di Atas Awan itu memang identik dengan kopi. Akan tetapi untuk bahan praktek siswa nanas dianggap lebih cocok, hal itu ditunjang karena usia panen nanas yang tidak begitu lama.
“Kalau untuk praktik itu nanas lebih efektif karena masa panennya tidak lama, dan juga bisa dimanfaatkan untuk bersama-sama. Kemudian, karena kita di Pegasing itu identik dengan nanas, makanya kita manfaatkan lahan tidur ini untuk nanas,” katanya.[DPA]