DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh memberikan penghargaan kepada Capt. Ichsan, pilot Garuda Indonesia asal Aceh, atas dedikasi dan pengabdiannya dalam memberikan pelayanan transportasi udara bagi masyarakat, khususnya jamaah haji asal Tanah Rencong.
Penghargaan Tokoh Inspiratif Transportasi itu diserahkan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, didampingi Kepala Dishub Aceh, Teuku Faisal, pada puncak peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 di Depo Trans Koetaradja, Banda Aceh, Rabu (17/9).
Sejak 2018, Capt. Ichsan dipercaya menerbangkan jamaah haji Aceh. Tahun ini, ia kembali mencatat pengabdian besar dengan menerbangkan 1.600 jamaah haji dalam 4 kloter.
“Terharu dan berkesan atas penghargaan ini. Teurimong genaseh mandum masyarakat Aceh yang selalu memberi doa dan dukungan,” tulis Capt. Ichsan dalam unggahan Instagram pribadinya, sembari menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Pemerintah Aceh.
Refleksi Harhubnas: Transportasi sebagai Jalan Kehidupan
Dalam amanat Menteri Perhubungan yang dibacakan Sekda Aceh, M. Nasir, ditegaskan bahwa Harhubnas bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momentum refleksi untuk memperkuat komitmen insan transportasi dalam melayani rakyat.
“Transportasi adalah jalan kehidupan yang menghubungkan harapan rakyat dari Sabang sampai Merauke. Sistem transportasi yang terhubung akan memperkuat distribusi pangan, menjamin ketahanan energi, membuka akses pendidikan dan lapangan kerja, serta berkontribusi mengentaskan kemiskinan menuju Visi Indonesia Emas 2045,” kata Nasir.
Namun, Menhub juga mengingatkan adanya tantangan besar, mulai dari ketidakpastian geopolitik global, keterbatasan anggaran, hingga tuntutan publik akan transparansi dan peningkatan layanan. Untuk menjawab itu, pemerintah mendorong inovasi pembiayaan infrastruktur melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) serta percepatan sistem transportasi cerdas berbasis digital.
Sekda Aceh juga menyoroti pentingnya memperkuat konektivitas di Aceh, baik jalur darat maupun laut. Ia mencontohkan, perjalanan Banda Aceh-Singkil yang masih memakan waktu 16 jam, serta akses Muara Situlen-Subulussalam yang mestinya 1 jam, namun harus memutar hingga 7 jam melalui Sumatera Utara.
“Alhamdulillah, saya dengar sudah ada sinyal positif dari Kementerian PU untuk membuka akses ini,” ungkap Nasir.
Selain itu, ia menyebut jalur pelayaran internasional Krueng Geukuh-Penang, Malaysia kini tengah dibicarakan. Menurutnya, peluang ekspor komoditi unggulan Aceh seperti kopi, nilam, kakao, dan sayuran sangat terbuka lebar jika jalur ini terealisasi.
Peringatan Harhubnas 2025 di Aceh juga dirangkai dengan berbagai kegiatan sosial, mulai dari berbagi sembako, alat tulis, dan perlengkapan ibadah ke panti asuhan dan dayah, hingga aksi bersih-bersih fasilitas publik di terminal, pelabuhan, bandara, dan halte bus.
Di Simpang Lima Banda Aceh, Dishub Aceh bersama Jasa Raharja dan Satlantas Polresta Banda Aceh juga menggelar aksi simpatik berupa pembagian helm kepada pengendara motor.