kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Cegah Penyebaran Brucellosis, Dinas Peternakan Aceh Turunkan Tim Khusus

Cegah Penyebaran Brucellosis, Dinas Peternakan Aceh Turunkan Tim Khusus

Rabu, 23 Oktober 2024 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dinas Peternakan Aceh mengambil langkah cepat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit zoonosis Brucellosis dengan menurunkan tim khusus ke berbagai kabupaten/kota. [Foto: dok. Disnak Aceh]


DIALEKSIS.COM | Suka Makmue - Pemerintah Aceh melalui Dinas Peternakan mengambil langkah cepat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit zoonosis Brucellosis dengan menurunkan tim khusus ke berbagai kabupaten/kota. 

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Penjabat (Pj) Gubernur Aceh untuk memantau serta memeriksa kesehatan ternak guna mencegah penyebaran penyakit berbahaya ini yang dapat mengancam kesejahteraan ekonomi peternak.

Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, menyatakan bahwa tim telah disebar ke berbagai wilayah, termasuk Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Selatan, dan beberapa kabupaten lainnya. 

Menurut Zalsufran, pengalaman dari penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebelumnya menjadi motivasi utama untuk mencegah Brucellosis sejak dini. Walaupun Aceh tercatat sebagai wilayah yang tercepat dalam mengatasi PMK, kerugian yang diderita para peternak masih sangat besar. 

Oleh karena itu, penanganan Brucellosis, yang juga berpotensi menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan, perlu dilakukan dengan lebih serius.

"Dari total populasi sapi dan kerbau di Aceh yang mencapai lebih dari 560 ribu ekor, sampel darah akan diambil dari 4.376 ternak yang tersebar di 21 kabupaten/kota," jelas Zalsufran. 

Ia juga menambahkan bahwa langkah preventif, seperti sanitasi kandang, vaksinasi, dan pemisahan ternak yang terinfeksi, sangat diperlukan untuk menekan potensi penyebaran.

Tim Dinas Peternakan juga menyarankan para peternak untuk secara aktif memeriksa kesehatan ternak mereka, terutama saat mendatangkan ternak baru. Pemeriksaan di laboratorium sebelum ternak tersebut digabungkan dengan ternak lain di kandang menjadi langkah yang sangat penting.

Jika ditemukan kasus positif Brucellosis, pemotongan bersyarat akan dilakukan dengan pengawasan ketat. Hal ini guna memastikan penyakit tidak menyebar lebih luas dan ternak yang terinfeksi dapat ditangani dengan cepat.

Sari, Sub Koordinator Pengawasan Penyakit Hewan Dinas Peternakan Aceh, menjelaskan bahwa Brucellosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Brucella dan dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis). 

"Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi peternak karena dapat menimbulkan kemandulan pada ternak, keguguran, penurunan produksi susu, dan bahkan kematian," ucapnya.

Untuk mencegah hal ini, pemerintah Aceh menjadikan Simeulue dan Sabang sebagai contoh daerah yang berhasil bebas dari Brucellosis. Upaya ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan kesehatan hewan di seluruh wilayah Aceh, sekaligus memastikan perekonomian peternak tetap stabil. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda