Cek Zainal Ajak Pemuda Lepaskan Aceh dari Belenggu Kemiskinan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kota Banda Aceh bersama lima kota lainnya di Indonesia; Bandung, Padang, Banjarmasin, Makassar, dan Yogyakarta dipilih menjadi lokasi Roadshow Deureuham 2019: Islamic Creative Economy Competition.
Roadshow Deureuham menampilkan pembicara ahli dalam bidang pengembangan usaha kreatif, sharing success story, dan pembekalan teknis bagi peserta yang akan mengikuti kompetisi.
Kegiatan yang digelar oleh Badan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan BNI Syariah ini merupakan sebuah kompetisi pelaku ekonomi kreatif berbasis syariah untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari perbankan syariah.
Di Banda Aceh sendiri yang menjadi kota ketiga penyelenggaraan, acara berlangsung di Aula Hotel Hanifi, dan dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Zainal Arifin. Terlihat hadir di sana Kepala BI Perwakilan Aceh Zainal Arifin, Direktur Akses Perbankan Bekraf Yuke Sri Rahayu, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Hadir pula Jaya Setiabudi selaku Founder YukBisnis, Danu Sofwan Founder & Owner Radja Cendol "Randol", dan Tri Wahyudi CEO Muslim Life yang siap berbagi kisah sukses mereka pada ajang tersebut.
Dalam sambutan singkatnya, Cek Zainal, panggilan akrab Zainal Arifin, mengatakan acara ini sangat bermakna bagi Banda Aceh karena dapat mendorong kreativitas dan inovasi generasi muda, khususnya dalam mengembangkan dunia UMKM.
Ia pun meyakini ekonomi kreatif dapat menjadi solusi efektif untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan yang masih menjadi momok di banyak daerah. "Apalagi Aceh saat ini tercatat sebagi provinsi termiskin di pulau Sumatera, dan ini perlu kita selesaikan secara bersama-sama."
Hal tersebut, katanya, menjadi ironi karena APBD Aceh yang mencapai Rp 17 triliun merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. "Oleh sebabnya saya mengajak generasi muda untuk menjadikan ini tantangan. Mari ambil bagian untuk membebaskan Aceh dari belenggu kemiskinan dan pengangguran," ajaknya.
"Jika semua pihak telah bergerak terutama generadi muda dengan inovasi-inovasi dan kreativitasnya, maka kejayaan Aceh tempo dulu yang menjadi pusat perdagangan internasional dapat kita raih kembali," pungkasnya. (Jun)