CFD Banda Aceh Tidak Bersih Kenderaan Bermotor
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM I Banda Aceh - Tradisi berolahraga di hari minggu di jalan yang bebas kenderaan bermotor atau dikenal dengan istilah Car Free Day/CFD telah jamak dilakukan di kota-kota besar Indonesia. Diawali oleh DKI Jakarta, tradisi mengosongkan jalan protokol seperti Jalan Sudirman hingga Jalan Medan Merdeka (Monas).
Car Free Day sebenarnya sebuah "strategi hijau" yang dilakukan kota-kota besar negara-negara maju untuk mengurangi dampak emisi karbon kenderaan bermotor. CFD ternyata bisa digunakan untuk berolahraga, melakukan atraksi kesenian, dan juga menjadi "pasar dadakan" bagi pedagang-pedagang menengah kecil untuk mengisi keriangan di hari minggu sebagai hari libur.
Namun sayangnya tujuan ini belum sepenuhnya terlaksana di Aceh, khususnya Banda Aceh. CFD Banda Aceh sebenarnya mengisi jalan yang tak terlalu panjang, yaitu hanya selemparan ruang protokol Jalan M. Daud Beureueh Kuta Alam, yaitu wilayah yang menjadi basis perkantoran seperti DPRA, BPBA, Bank BCA, Bank Aceh, Dinas Pendidikan, dll.
Namun sayangnya pemberlakuan CFD yang mulai dilakukan sejak pukul 06.00 – 10.00 WIB itu tidak betul-betul bersih dari kenderaan bermotor. Dari pantauan dialeksis.com pada hari Minggu (30/12), hingga pukul 7.30 WIB masih banyak kenderaan seperti sepeda motor, mobil, dan becak mesin yang melenggang masuk ke jalan CFD, tanpa ada petugas yang mencegah.
Hal ini tentu membuat warga yang memanfaatkan jalan raya menjadi tidak nyaman. Bukan saja karena asap kenderaan yang membuat suasana tidak sehat, juga bisa berakibat kecelakaan bagi masyarakat yang membawa anak kecil ikut serta. Bahkan di antara kendaraan yang menerobos ada juga kenderaan pejabat dengan plat merah.
Hal ini harus segera diantisipasi ke depan. Bukankah CFD dibuat untuk warga agar merdeka memanfaatkan jalan setelah selama enam hari dijajah oleh pemilik kenderaan?. (tkf)